Raya dan Squad miliknya sedang mengepung sebuah rumah yang diduga merupakan rumah dari mahluk yang bukan manusia.
Mereka sudah mengungsikan penduduk di sekitar rumah itu dengan menghubungi mereka diam-diam, lalu menyuruh mereka meninggalkan rumah. Jadi sekarang Squad milik Raya bisa melakukan perkerjaan mereka dengan lebih leluasa.
Sementara Raya dan Squadnya mengepung rumah itu, Jagt sudah berjaga-jaga di tempat yang kemungkinan menjadi tempat pelarian mereka.
Target mereka kali ini adalah keluarga dengan anggota 3 orang, 2 orang dewasa dan satu anak-anak. Jika orang tuanya bukan manusia biasa, maka anaknya juga sama. Meskipun agak berat baginya untuk membunuh anak-anak, tapi dirinya tidak memiliki pilihan. Jika dia lengah dan berbelas kasihan pada mereka, maka dia bisa menyebabkan orang-orang tak bersalah menjadi korban, karena ulah mereka.
Setelah memberikan sinyal pada rekannya yang berada di dekat pintu untuk membuka pintu rumah itu, setelah pintu itu di buka olehnya, Raya segera menyerbu ke dalam rumah. Serangan api langsung menyambut Raya, bahkan sebelum dia bisa menarik pelatuk dari Machine Gun miliknya.
Raya segera menggunakan perisai yang terpasang di tangan kirinya untuk menangkis serangan api tersebut.
"A1, A2... segera serang!"
Setelah Raya memberikan perintah itu, dua orang masuk dari kaca jendela yang berbeda secara bersamaan. Mereka tanpa ragu menembakan peluru ke arah si penyerang.
Si penyerang segera bersembunyi ke sebuah meja yang sudah dia balikan dan menjadikan meja itu sebagai perisai. Kedua orang rekan Raya terus menembaki meja tersebut hingga menyebabkan meja tersebut memiliki banyak lubang.
Meskipun meja itu sudah nampak tidak dapat digunakan lagi sebagai perisai, tapi si penyerang itu tidak keluar dari tempat persembunyiannya. Dua rekan Raya juga tidak merasa bahwa mereka membunuhnya.
Raya memberikan sinyal pada kedua rekannya untuk menghentikan tembakannya dan menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi.
Mereka tidak mendekati meja tersebut, karena hal itu akan sangat berbahaya bagi mereka, jika itu adalah jebakan.
Raya mengambil sebuah flashbang dari dalam kantong persenjataannya. Setelah melepaskan pengaman dari flashbangnya, dia segera melemparkannya ke arah meja tersebut.
Setelah bunyi ledakannya terdengar dan cahaya yang membutakan mata tercipta, Raya dan kedua rekannya segera melanjutkan serangan mereka. Mereka segera bergerak ke arah meja dengan senjata api mereka yang sudah siap menembak kapan saja. Mereka mengenakan pengaman mata, jadi cahaya itu tidaklah mengganggu penglihatan mereka.
Saat jarak mereka mendekat dengan meja itu, mereka segera lanjut menembakan peluru ke arah meja itu, lalu dari balik meja itu muncul sesosok manusia yang memiliki bentuk yang menyerupai kucing, lalu menyergap mereka.
Raya dengan sigap langsung menahan serangan mahluk itu dengan perisai di tangannya, lalu dia dengan cepat mengambil belati yang terpasang pada paha kanannya, kemudian dia mengarahkan ujung tajam dari belati tersebut ke arah mahluk yang sedang dilawannya.
Manusia kucing hitam itu segera mundur, setelah terkena luka sayatan dari Raya. Kedua rekan Raya dengan sigap langsung menembakan peluru ke arah mahluk yang sedang lengah itu dan membuat banyak luka tembak pada tubuhnya.
Mereka tidak berhenti menembak, bahkan saat mahluk itu sudah jatuh tak berdaya di lantai. Mereka segera mengganti magasin peluru mereka, jika magasin mereka kehabisan peluru. Tentu saja Raya juga bergabung dengan mereka untuk menembaki si manusia kucing yang malang tersebut.
Mereka melakukan hal tersebut agar target mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyembuhkan diri mereka dan berbalik menyerang mereka, tentu saja hal ini juga bertujuan agar target mereka benar-benar mati.
Setelah merasa bahwa target mereka telah kehilanga nyawanya, Raya segera memberikan sinyal kepada dua rekannya untuk berhenti menembak.
Raya kembali mengambil belatinya yang sempat dia lepaskan saat mulai menembak, lalu dengan cepat melompat ke arah tubuh manusia kucing yang tergelatak di lantai, lalu akhirnya dia dengan kejam menamcapkan belatinya yang sangat tajam pada leher si manusia kucing dan memenggal kepalanya.
Setelah kehilangan kepalanya, Raya sangat yakin bahwa manusia kucing itu sudah meninggal dan tidak mungkin bangkit kembali.
Meski begitu, Raya dan kedua temannya masih tidak menurunkan penjagaan mereka. Target mereka hari ini adalah sepasang suami-istri dan anak mereka, tapi yang mereka temui barulah ayahnya, jadi pasti dua target mereka yang lain sedang bersembunyi di suatu tempat.
"Kami berhasil menumbangkan satu target, yaitu si ayah, tapi kami tidak bisa menemukan dua target lainnya di sini!"
Raya menghubungi rekan-rekannya yang masih berjaga di luar.
Setelah menerima jawaban 'roger' dari rekan-rekannya yang lain, Raya segera kembali fokus dengan misinya untuk mencari kedua target mereka yang tersisa di dalam rumah.
Dipimpin oleh Raya, mereka bertiga kemudian berjalan menyusuri rumah tersebut. Suasana di dalam rumah itu sangat sunyi. Mereka bahkan tidak bisa mendengar suara lain, selain suara yang mereka bertiga hasilkan dari langkah kaki mereka.
Mereka bertiga memeriksa semua ruangan yang berada di dalam rumah itu, sementara rekan-rekan mereka yang lain masih bersiaga di luar rumah.
"Kami tidak menemukan adanya tanda-tanda mereka di dalam sini, bagaimana keadaan di luar?"
'Di sini A3, Kami juga tidak bisa menemukan keberadaan mereka di luar sini! Dan tak ada tanda-tanda keanehan di luar sini!'
"Segera lanjutkan pencarian kalian!"
'Dimengerti!'
Setelah menyudahi percakapannya dengan anak buahnya, Raya kemudian fokus untuk mencari ruangan atau jalan tersembunyi di dalam rumah itu. Tak jarang ditemukan tempat-tempat rahasia di dalam rumah dari mahluk-mahluk itu, jadi sisa 2 target yang tidak bisa mereka temukan, kemungkinan besar sedang bersembunyi di dalam sana.
Raya dan rekan-rekannya dalam misi kali ini mendapatkan code name dengan awal A yang diikuti dengan nomor-nomor yang berbeda satu sama lain. Raya sendiri mendapatkan code name berupa A0, karena dia adalah pemimpin mereka semua dalam misi kali ini.
Meskipun mereka memiliki Jagt pada Squad mereka kali ini, tapi dia lebih bertugas untuk mengawasi mereka dan membantu mereka untuk menyelesaikan masalah yang tak terduga, jadi lebih tepat memanggilnya sebagai tamu sementara di Squad mereka dari pada anggota resmi dari Squad mereka.
'Kami menemukan si Ibu! Aku ulangi kami menemukan si Ibu! Cepat keluar! Kami memerlukan bantuan di sini!'
Saat tengah mencari tempat rahasia di dalam rumah, Raya tiba-tiba menerima pesan dari rekannya yang berada di luar.
Dia segera melihat kedua rekannya yang berada di ruangan yang sama dengannya, setelah mengirimkan sinyal pada mereka untuk mengikutinya, mereka segera keluar dari rumah itu.
Meskipun Raya sudah sadar bahwa si Ibu yang mereka temukan itu adalah umpan agar anaknya dapat melarikan diri, tapi mereka tetap harus segera membunuh si Ibu, sebelum ada korban jiwa di antara mereka.
Saat mereka kembali ke ruangan tempat mayat si Ayah tergeletak, tiba-tiba saja tubuh si Ayah itu meledak.
Raya yang memiliki refleks yang sangat bagus segera melindungi kedua rekannya yang berada di belakangnya dengan mendorong mereka ke belakang untuk menjauhkan mereka dari ledakan itu dan menggunakan tubuhnya sebagai perisai agar mereka tetap aman.
Untung saja Raya menggunakan baju pelindung yang tebal, jadi dia tidak terluka parah, tapi akibat ledakan itu, baju pelindungnya di bagian punggungnya telah rusak, karena terbakar.
"A0, apa kau baik-baik saja?!"
Salah satu rekannya datang menghampirinya dan memeriksa keadaannya.
Raya menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja. Dia kemudian kembali berdiri dan bersiap untuk kembali bertempur. Dia tidak memiliki luka yang parah, jadi dia masih dapat berjalan dengan baik.
Dia sempat melihat ke arah tubuh dari si manusia kucing yang sekarang sudah hancur berantakan. Dia tidak menyangka bahwa si manusia kucing bisa melakukan tindakan yang sangat ekstrim seperti menaruh bom di dalam perutnya sendiri.
Sebelum berjalan ke luar rumah tersebut, Raya dan dua rekannya telah menyiapkan senjata mereka terlebih dahulu. Suara pertempuran bisa terdengar dengan jelas di luar sana.
Raya memeriksa keadaan kedua rekannya. Setelah saling mengangguk sebagai tanda bahwa mereka sudah siap, merekapun maju untuk membantu rekan-rekan mereka yang lain.
Raya bisa melihat bahwa si Ibu adalah manusia citah, masih berjenis kucing sama seperti suaminya. Pergerakannya sangat cepat hingga membuat mereka kesulitan untuk menembak ke arahnya. Mereka harus berhati-hati agar tidak menembak ke arah rekan mereka sendiri.
"A3, A4 dan A5... kalian gunakan belati atau senjata jarak dekat lainnya yang kalian miliki, sementara yang lainnya tetap bersiaga dengan senjata api kalian... kita akan menyerangnya dari jarak dekat! Jangan lupa gunakan perisai kalian saat dia akan menyerang balik kalian!"
Rekan-rekannya segera mematuhi perintah Raya. Nama-nama yang disebutkan oleh Raya tadi segera mengganti jenis senjata yang digunakan oleh mereka dengan senjata jarak pendek.
"A8 dan A9... Aku ingin kalian mencari keberadaan si anak!"
""Siap!""
Raya kembali memberikan perintah, sebelum dia menyerang.
Dua orang yang tadi dipanggil oleh Raya menanggapi perintah Raya.
Alasan kenapa dia melakukan perintah seperti itu di saat seperti ini, karena dirinya ingin membuat perangkap bagi si Ibu.
Seperti yang diharapkan oleh Raya, si ibu benar-benar jatuh ke dalam perangkapnya. Setelah mendengar bahwa mereka akan mencari anaknya, dia segera menyerang dua orang yang menanggapi perintah Raya.
Meskipun dia tidak merencanakan perangkap ini sebelumnya, tapi karena rencana ini pernah diterapkan dalam latihan mereka, maka mereka semua sudah mengetahui rencana Raya yang sebenarnya.
Raya dengan sigap berdiri untuk melindungi kedua rekannya dengan perisainya. Karena jaraknya dengan kedua rekannya lebih dekat, maka ini bukanlah perkerjaan yang sulit baginya.
Saat si Ibu bertabrakan dengan perisai miliknya, Raya segera mengarahkan belatinya pada tubuh si Ibu dan menancapkannya dengan sangat dalam ke tubuhnya.
Sementara itu rekan-rekannya yang lain segera mengarahkan senjata api mereka ke si Ibu dan menembakan peluru-peluru mereka. Si Ibu tidak memiliki pilihan lain, selain menghindari peluru tersebut dengan kembali mundur.
Belati Raya yang masih menancap di tubuhnya menghalangi dirinya untuk bergerak sebebas sebelumnya dan membuatnya berlari lebih lambat. Hal itulah yang membuat rekan-rekan Raya yang menggunakan senjata jarak dekat dapat mendekatinya dan mengepungnya.
Saat si Ibu akan menyerang mereka, maka mereka akan dengan sigap menggunakan perisai yang menempel di tangan kiri mereka untuk menghalangi serangannya, lalu menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan serangan pada si Ibu.
Meskipun luka yang mereka buat akan segera sembuh, tapi kemampuan penyembuhan diri dari manusia citah tidak sehebat manusia serigala. Setiap kali dia menerima serangan, maka dia akan mengurangi stamina untuk menyembuhkan luka tersebut dan membuat dirinya menjadi lebih lambat.
Meskipun mereka terlihat seperti yang diunggulkan saat ini, tapi sebenarnya tidak. Si manusia citah bisa saja membalikan keadaan, jika mereka lengah atau membuat sedikit kesalahan.
Rencanan ini juga memiliki kelemahan, karena saat mereka menyerang dengan regu yang menggunakan senjata jarak pendek, maka mereka tidak bisa menggunakan regu yang menggunakan senjata jarak jauh, karena mereka bisa saja mengenai rekan mereka sendiri.
Jadi mereka hanya bisa bersiaga sampai regu yang menyerangnya dari dekat sudah tidak dapat lagi bertarung.
Lalu saat itupun datang, salah satu dari ketiga orang yang menyerang si Ibu tiba-tiba berhasil ditumbangkan saat dirinya ditabrak dengan sangat keras oleh si Ibu.
Kedua rekannya yang masih berdiri, segera menjauh dari sana agar regu yang menggunakan senjata jarak jauh bisa menyerang si Ibu.
Mereka semua dengan sigap menembakan peluru-peluru yang masih tersisa di senjata mereka pada si Ibu, tapi sayangnya gerakan manusia citah sangatlah cepat, dia berhasil menghindari tembakan mereka dan bersembunyi di salah satu dinding rumah.
"Sepertinya kalian benar-benar dibuat kesusahan oleh si mahluk menjijikan itu, ya!"
Tiba-tiba suara dari seorang pria mengejutkan mereka semua yang sedang fokus bertarung dengan si Ibu. Mereka segera melihat ke arah pria yang mengejutkan mereka, di sana berdiri Jagt yang sudah mengenakan armor khusus miliknya.
Jagt terlihat seperti manusia setengah robot saat mengenakan armornya, karena armornya yang terbuat dari teknologi yang sangat canggih.
Dia terlihat sangat gagah dengan armor yang berwarna hitam itu. Lapisan besi yang menutupi seluruh tubuhnya selain kepalanya terlihat sangat kokoh dan sulit ditembus.
Meskipun terlihat sangat berat, tapi sebetulnya armor itu telah dilengkapi dengan teknologi tercanggih yang dimiliki oleh ATS hingga membuat penggunanya bisa menggerakan armor itu seperti menggerakan tubuh mereka hingga tidak akan menyulitkan mereka saat bertarung, malahan armor itu membuat tubuhnya menjadi lebih kuat dan cepat.
Meski begitu, armor itu tetap saja membutuhkan latihan agar bisa digunakan dengan benar, jadi tidak sembarangan orang bisa menggunakannya seperti Jagt.
"Oi, mahluk menjijikan yang berada di sana! Apakah kau tertarik dengan apa yang baru saja Aku temukan!?"
Jagt berkata sambil mengangkat sebuah karung yang berada di tangan kanannya. Raya tidak tahu apa isi dari karung itu, tapi sesuatu yang cukup besar pasti tersimpan di dalamnya. Sesuatu yang berukuran sama seperti anak kecil.
Si Ibu yang mendengar suara Jagt mengeluarkan kepalanya dari balik dinding rumah. Matanya kemudian menangkap apa yang sedang dipegang oleh Jagt saat ini. Kemarahan bisa terlihat dengan jelas di wajah manusia citah milik si Ibu saat itu juga.
Dia tanpa pikir panjang langsung menyerang ke arah Jagt. Dia bahkan tidak menyadari bahwa saat ini Jagt sedang menyeringai licik.
Saat si Ibu sudah berada sangat dekat dengan Jagt, Jagt langsung mengayunkan karung di tangan kanannya dengan sangat kencang ke arah si Ibu. Benturan antara isi karung itu dan si Ibu membuat si Ibu terlempar ke samping dan membuat karung itu rusak.
"Hanya bercanda!"
Jagt mengatakan itu dengan nada yang sangat menyebalkan. Raya dan yang lainnya dapat melihat isi dari karung itu saat karung itu rusak. Ada banyak barang tak berguna alias sampah yang berhamburan, tapi ada satu benda yang nampak sangat mencolok di antara sampah-sampah itu, yaitu benda berbentuk kotak yang mirip dengan koper.
Jagt dengan cepat mengambil koper tersebut, sebelum si Ibu dapat berdiri kembali.
"Start on!"
Saat dia mengatakan itu, armornya menyalah. Kemudian ada sebuah helm yang tercipta di kepala Jagt untuk melindungi kepalanya yang sebelumnya tidak dilindungi apapun. Dia sekarang benar-benar terlihat seperti sebuah robot.
Bukan hanya itu saja, koper yang berada di tangannya juga berubah bentuk menjadi semacam pedang besar.
Saat si Ibu mencoba untuk berdiri, Jagt dengan cepat menerjang ke arah si Ibu dengan pedangnya, lalu membelah tubuh manusia citah itu menjadi dua dengan sangat mudah.
Tanpa diperiksa sekalipun, semua orang sudah tahu bahwa si Ibu telah meninggal.
"Start off!"
Setelah mengatakan itu, helm di kepalanya kembali terbuka, lalu armornya kembali mati. Pedangnya juga telah kembali ke bentuk koper yang tidak terlihat berbahaya.
Pertempuran yang sangat sulit bagi Raya dan squad miliknya dapat diselesaikan dalam hitungan menit oleh Jagt yang tidak menggunakan kemampuan penuhnya.
Tak lama setelah itu, hujanpun turun seakan menangisi kematian dari pasangan suami-istri yang terbunuh malam itu.
Karena hujan tersebut membuat pencarian menjadi lebih sulit dan mereka juga sudah kelelahan, maka mereka memutuskan untuk menyudahi malam itu. Meskipun Jagt nampak tidak senang dengan keputusan mereka yang ingin menyudahi malam itu, tapi karena dia sendiri tidak dapat menemukan keberadaan si anak, maka dia memiliki alasan untuk membuat mereka tetap berkerja.
Dengan begitu, malam penyerangan mereka telah berakhir.