Rio memperhatikan bahwa memang ada sedikit ruang di antara kursinya dan dinding di belakangnya. Di antara sedikit ruang itu, Arya sudah berdiri sambil menyenderkan tubuhnya. Matanya menatap langsung ke arah Rio yang masih nampak terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Apa kau Arya?"
Arya hanya menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Rio.
"Apa kau sungguh adalah Arya?"
Rio kembali mengulangi pertanyaannya, Arya sekali lagi menganggukan kepalanya.
"Apakah kau adalah Arya yang asli?"
"Memangnya kau pernah bertemu dengan diriku yang palsu?!"
Saat Rio menanyakan hal yang sama sekali lagi, Arya menjawabnya dengan perasaan yang kesal.
"Apakah kau sudah melupakan wajahku atau apakah wajahku berubah sejak terakhir kali kita bertemu?"
"Tidak... hanya saja Aku tidak percaya bahwa Aku bisa bertemu denganmu... wajahmu memang tidak begitu berubah, tapi Aku merasakan perbedaan yang besar dengan dirimu saat kita terakhir bertemu."
"Begitukah..."
Rio tidak menyangka bahwa dia akhirnya bisa betemu dengan Arya, setelah sekian lama dia mencarinya. Sejujurnya dia merasa bahwa dia saat ini sedang berada di dalam mimpi.
"Aku turut senang, jika kalian berdua senang... Aku tidak ingin mengganggu kalian, jadi Aku pergi dulu!"
Setelah mengatakan itu, Ageha memberikan senyum pada mereka berdua, lalu meninggalkan mereka berdua sendirian.
Arya segera mengambil tempat duduk yang ditinggalkan oleh Ageha dan duduk di hadapan Rio. Sekarang dua sahabat itu saling berhadapan satu sama lain.
"Kemana saja kau selama ini? Kenapa kau tidak pernah mencoba menghubungiku sekalipun?!"
Ada banyak hal yang ingin ditanyakan Rio pada Arya, begitu juga sebaliknya, tapi hal yang ingin ditanyakan oleh Rio saat ini adalah keberadaannya selama ini. Kenapa dia menghilang begitu saja selama berbulan-bulan.
"Kau sudah tahu bahwa banyak hal yang terjadi pada saat itu, kan?"
"Ya, betul... hari itu pasti adalah hari terberatmu..."
Ibunya meninggal dunia dan dia menjadi buronan dalam satu hari. Itu pasti adalah hal yang sangat buruk, belum lagi dia adalah orang yang dituduh sebagai pembunuh Ibunya.
RIo sudah menyadari bahwa Arya saat ini bukanlah manusia biasa dan orang yang membunuh Ibunya juga bukanlah manusia biasa, jadi wajar bila ATS akan salah paham tentang siapa pembunuh Ibu Arya yang sebenarnya. Jadi Rio sudah paham jika Arya perlu bersembunyi agar dirinya tidak ditangkap oleh mereka, tapi dia tetap saja tidak bisa menerima begitu saja tentang Arya yang tidak pernah mencoba untuk menghubunginya sampai sekarang.
"Kenapa kau tidak pernah mencoba menghubungiku, bahkan jika sekali saja?"
"Meskipun Aku menghubungimu, kau tidak akan bisa melakukan apapun!"
Itu memang benar. Rio adalah orang yang tidak berdaya. Meskipun dia memiliki uang, tapi ada beberapa masalah yang tidak bisa dia atasi dengan uang miliknya.
"Lalu kenapa kau menghubungiku sekarang?"
"..."
Arya terdiam. Rio merasa bahwa Arya ingin mengatakan sesuatu, tapi ada hal yang sangat berat yang membuatnya tidak bisa melakukan hal tersebut.
"Ada apa?"
Karena Arya tak kunjung berbicara, jadi Rio bertanya kembali padanya. Meskipun dia memiliki perasaan yang tidak enak, tapi dia harus siap mendengar apapun yang ingin Arya katakan.
"Aku ingin ini menjadi pertemuan terakhir kita!"
Tidak mungkin Rio tidak terkejut dengan perkataan yang dikatakan oleh Arya barusan. Arya memang terdengar seperti seseorang yang ingin memutuskan hubungannya dengan kekasihnya, tapi apa yang dimaksud oleh Arya bukan hanya memutuskan hubungan persahabatnya dengan Rio, tapi dia ingin menghilangkan fakta bahwa dia pernah berteman dengan Rio. Dia ingin persahabatan mereka tidak pernah terjadi di tempat pertama.
Meskipun Arya hanya mengatakan satu kalimat sederhana, tapi Rio sudah sadar dengan niatnya yang sebenarnya. Dia tidak ingin membahayakan Rio lagi dengan hubungan persahabatan mereka, makanya dari itu dia tidak ingin lagi hubungan persahabatan mereka tetap ada.
"Apa kau serius mengatakan hal tersebut?!"
Meskipun Rio sudah menyadari niat baik dari Arya, tapi dia tidak bisa menerimanya begitu saja.
"Apakah kau sudah sadar bahwa berada di dekatku saat ini adalah sesuatu yang berbahaya?"
"Iya, tentu saja... meskipun Aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirimu sebenarnya, tapi Aku tahu bahwa kau sudah bukan lagi sama seperti dirimu yang sebelumnya!"
Itu adalah cara Rio mengatakan bahwa Arya sudah bukan lagi manusia dengan cara yang halus.
"Kalau begitu, kau seharusnya sudah sadar bahwa akan sangat berbahaya bagimu, jika kau berada di dekatku, kan?"
"Tentu saja! Tapi hal itu bukanlah alasan untuk menghilangkan persahabatan kita!"
"Kau bisa menemukan sahabat baru!"
"Apa kau serius mengatakan hal tersebut!?"
Rio menatap tajam pada Arya. Meskipun dia mengetahui alasan di balik ucapannya, tapi apa yang dia katakan adalah sesuatu yang tidak bisa dia terima begitu saja.
"Tentu saja! Kau bisa menemukan sahabat baru dimanapun juga di Bumi ini! Ada milyaran orang di Bumi ini, jadi tak akan sulit untuk menemukan sahabat baru untukmu!"
"Apakah kau benar-benar tahu arti sahabat?! Apakah kau berpikir kau bisa membuat siapapun yang kau inginkan sebagai sahabatmu!?"
"..."
"Tidak ada hal yang bisa menggantikan seorang sahabat, begitu kau menemukannya! Sahabat bukanlah perhiasan mahal yang bisa kau beli di kantor atau mutiara yang bisa kau temukan di dalam kerang, sahabat lebih berharga dari pada benda-benda itu! Sangat jarang bagimu untuk menemukan orang yang sangat peduli padamu tanpa memandangan apapun yang dimiliki oleh dirimu, selain kau sendiri! Orang yang sangat peduli padamu hingga kau akan melakukan apapun untuk sahabatmu sendiri, begitu juga sebaliknya!"
"Tapi Aku bukanlah orang yang akan melakukan apapun demi dirimu!"
"Kau benar... kau mungkin tidak akan melakukan semua hal demi diriku, tapi kau telah memberikanku banyak hal yang tak ternilai harganya!"
"Aku tak pernah memberimu apapun! Kau seharusnya tahu bahwa Aku terlalu miskin untuk membelikan sesuatu untuk dirimu, bahkan Aku tidak pernah memberikanmu hadiah ulang tahun!"
"Orang yang mengatakan bahwa waktu adalah uang dan kau telah memberikan banyak waktumu yang sangat berharga untuk diriku!"
Argumen yang valid. Arya memang telah memberikan banyak waktunya yang berharga hanya untuk dihabiskan untuk bermain bersama dengan Rio dan teman-temannya.
"Kalau begitu, Aku tidak ingin lagu menghabiskan waktuku yang berharga denganmu!"
Saat mendengar jawaban dari Arya, entah kenapa Rio seakan ingin tertawa. Dia menutup mulutnya agar dirinya tidka tertawa.
"Apa yang lucu!?"
Arya bertanya dengan nada yang sedikit kesal.
"Hmpp!... tidak... hanya saja... hmmp... Aku berpikir bahwa kau tidaklah berubah sedikitpun... kau masihlah Arya yang kukenal!"
"Apa maksudmu itu?"
Sekarang Arya nampak bingung. Kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal tersebut? Bukankah dia adalah orang yang sampai harus bertanya tiga kali tentang hal yang sama hanya untuk memastikan bahwa orang yang dia lihat adalah Arya, tapi kenapa sekarang dia mengatakan bahwa Arya tidaklah berubah sedikitpun. Bukankah sudah jelas jika Arya sudah sangat bereda dengan dirinya yang dulu, meski wajahnya masih sama, tapi tubuhnya lebih berotot dari pada sebelumnya.
"Tentu saja Aku tidak sedang membicarakan tentang penampilanmu, tapi sikap tidak mau kalah dan keras kepalamu itu sama sekali tidak berubah!"
Arya bisa merasakan bahwa Ageha yang menyaksikan percakapan mereka menganggukan kepalanya tanda bahwa dia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rio barusan.
"Kau seharusnya sudah sadar bahwa ini adalah yang terbaik untuk keselamatanmu, kan!?'
"Kau bukanlah orang yang berhak menentukan apakah ini yang terbaik untukku atau bukan, tapi diriku sendirilah yang akan menentukannya!"
"Kurasa kau benar, tapi jika kau berada di dekatku, maka kau hanya akan menghalangiku! Dan jelas itu bukanlah hal yang terbaik untuk diriku!"
Mata Rio melebar. Dia tidak percaya bahwa Arya bisa mengatakan hal tersebut dengan wajah biasa dan tak nampak ada beban sedikitpun. Dia secara jelas mengatakan bahwa keberadaannya bagi Arya adalah pengganggu.
"Apa kau mengerti apa yang kau katakan itu?!"
"Tentu Aku sadar 100% tentang apa yang kukatakan tadi!"
Arya tidak hanya mengatakan bahwa keberadaan Rio tidak berguna, tapi hanya beban baginya. Kata-kata yang kejam.
"Aku tahu kau telah mengalami hal yang buruk, Aku juga sudah menyelidiki banyak hal tentang duniamu saat ini dan Aku tahu dan Aku juga tahu bahaya yang sedang kau hadapi!"
"Kalau kau sudah mengetahui semua hal tersebut, kau pasti sudah tahu bahwa dirimu tidaklah berdaya dan tidak akan bisa membantuku, kan?"
Rio sudah tahu itu, Rio sudah mengerti bahwa dirinya tidak akan pernah bisa membantu Arya dengan dirinya yang saat ini. Uang yang dia miliki juga tidak akan berguna. Dia tidak bisa membayar semua orang untuk tidak lagi memburu Arya ataupun membeli tempat yang aman baginya.
"Meski begitu, pasti ada hal yang bisa kulakukan untukmu! Meski hanya sedikit!"
'Tapi kenyataannya tidak ada hal yang bisa kau lakukan untukku! Kau hanya akan membuang nyawamu, jika tetap berada di dekatku!"
"Sudah kuduga!"
"Apa?!"
Arya terkejut saat melihat Rio menyeringai. Dengan nada bingung, dia bertanya pada Rio.
"Kenapa kau mengeluarkan senyum aneh itu?"
"Tentu saja, itu karena kau mengakui kenapa kau ingin Aku menjauh dari dirimu! Kau tadi berkata Aku hanya akan membuang nyawaku, jika terus berada di dekatmu, kan?!"
"Ya, lalu ada apa dengan perkataan itu?"
"Itu artinya kau khawatir dengan diriku yang akan berada dalam bahaya, jika tetap berada di dekatmu, kan? Itu artinya kau tidak benar-benar menganggapku hanya beban, kau menganggap bahwa persahabatan kita adalah sesuatu yang sangat berharga juga, kan?"
Arya terdiam. Dia tidak bisa membalas perkataan Rio.
"Asal kau tahu saja, Arya! Aku sudah mengetahui rahasia gelap tentang duniamu!"
"Lalu kenapa?"
"Itu artinya Aku tidak bisa membiarkanmu tetap berada di dunia yang sangat berbahaya itu sendirian!"
"Kau seharusnya sadar bahwa Aku saat ini tidaklah sendirian lagi!"
"Ya, tentu Aku mengetahuinya! Akan tetapi, Aku tidak akan pernah membiarkan dirimu sendirian! Ingat itu!"
Arya menatap bingung Rio. Dia tidak mengerti apa yang sebetulnya membuat dirinya bisa mengatakan hal seperti itu. Kenapa dia bisa sangat peduli pada Arya?
"Apapun yang kau katakan, itu tidak akan merubah kalau Aku tidak ingin bertemu lagi denganmu! Jadi jangan cari Aku lagi dan jangan ganggu Aku lagi!"
"Ya, Aku mengerti!"
Arya terkejut dengan jawaban cepat Rio, Dia tidak menyangka bahwa dia akan menurut semudah ini, setelah tadi dia tidak ingin mendengarkan perkataannya sama sekali. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dia pikirkan atau apa rencananya saat mengatakan dia mengerti.
Meski begitu, Arya tidak mengatakan apapun, dia hanya beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menjauhi Rio dan menghilang di balik pintu dapur Cafe. Meninggalkan Rio yang masih sendirian di mejanya.
Rio sudah paham, jika Arya selama ini tinggal dan bersembunyi di Cafe ini, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak mungkin kembali ke sini, karena Arya hanya akan menghindarinya, bahkan jika dia menjadi pelanggan tetap di sini. Karena itu, dia juga tidak akan pernah ke Cafe ini, setidaknya tidak, jika tidak terjadi apapun. Akan tetapi, Rio sudah memikirkan sebuah rencana yang bisa membuatnya berguna bagi Arya dan mereka bisa berteman kembali seperti dulu. Sebuah rencana yang gila.
Dan itulah pertemuan terakhir antara Rio dan Arya, setidaknya untuk saat ini.