Aslan mengangguk. "Mereka selalu mencoba membuat keributan antara dua kerajaan agar tidak akur sehingga kerajaan-kerajaan itu enggan untuk melakukan kerja sama antara satu sama lain dan menjauhkan tujuan para rajanya untuk membentuk sebuah pemerintahan mutlak."
"Lalu siapa yang akan dijadikan kaisar yang memimpin para raja nantinya?" Tanya Rosie.
"Tidak ada yang tahu, itu urusan petinggi kerajaan dan bangasawan kecil sepertiku hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh keluarga kerajaan," sambung Aslan sambil mengepalkan tangannya dengan sembunyi-sembunyi.
"Aneh, tentara revolusioner telah ada sejak masa abad kekosongan tetapi saat aku membaca buku itu tak sekalipun aku melihat catatan kemenangan mereka. Tetapi mereka terus ada. Darimana mereka mendapatkan suplai senjata dan makanan?"
Aslan menelisik Rosie sekali lagi. "Entahlah, tidak ada yang tahu. Mungkin mereka adalah salah satu diantara kita," jawab Aslan dengan suara rendah.