Aslan turun dari atas meja, menghampiri istrinya dan kembali meletakkan tubuhnya di atas Rosie. Ia menumpukan tubuhnya dengan menggunakan kedua siku agar tidak menindih tubuh istrinya.
Rosie meletakkan kedua telapak tangannya di depan dada Aslan, menahan pria itu agar tidak terus turun.
"Aku merindukanmu," bisik Aslan di telinga Rosie.
Suara pria itu terdengar begitu pelan. Meski pun sejak awal Rosie terus menunjukkan penolakannya tetapi bisikan Aslan barusan perlahan mengikis tembok pertahanan gadis itu.
Aslan mengecup lembut telinga juga pipi Rosie. MEnyentuh istrinya bagaikan sebuah vas kaca yang begitu rapuh. Setiap jejak kecupan pria itu meninggalkan jejak panas di kulit Rosie. Membakar gadis itu dengan hasrat yang sudah dipendam selama tiga tahun.