"Istri terlahir dari keluarga yang cukup berada. Aku melakukannya karena tidak ingin istriku hidup menderita. Dulu saat kami masih berada di tempat asal, aung tak pernah menjadi sebuah permasalahan. Aku tidak berpikir panjang dan berpikir bahwa istriku akan bahagia jika kau menyediakannya banyak uang tak peduli dengan cara apa yang kulakukan."
Ben mendengarkan dengan seksama. Aslan sendiri berhenti bekerja dan memilih duduk memandangi langit gelap di atasnya. Berbeda dengan pulau yang mereka tinggali, di atas tempatnya duduk saat ini sama sekali tidak ada taburan bintang. Hanya satu atau dua yang cahayanya redup.
"Kau menyesal membawanya kemari?" tanya Ben menunggu Aslan kembali bersuara.
"Menyesal? Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Mungkin menyesal karena tidak bisa memberikannya kehidupan yang layak yang seperti biasanya ia dapatkan. Meski pun istriku selalu mengatakan bahwa ia sama sekali tidak keberatan tetapi aku tidak ingin gadis itu melakukan semuanya seorang diri."