Gigi terlihat tenang mendengar penuturan dari calon suami Gina tersebut.Dia harus bisa mengontrol diri meski sebenarnya di dalam hati dia sedikit khawatir.
Bagaimana jika penyamarannya sampai terbongkar?
Ruang VVIP restoran itu terasa tidak nyaman bagi Gigi.Hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut.
"Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?"tanya Gigi.
Gigi belum memakai kembali cadarnya.
Radit tersenyum.
"Aku sebenarnya hanya bercanda."kata Radit tersenyum.
Gigi membalas senyuman itu.
"Sebenarnya apa yang membedakanmu dengan Gigi?"tanya Radit penasaran.
Gigi menatap Radit erat.Radit memiliki mata yang indah tapi Gigi tidak jatuh cinta kepada Radit.
"Kami sangat mirip."jawab Gigi menjelaskan."Saat kau sudah lama mengenalku maka kau akan mulai paham akan perbedaan kami."
Radit mengangguk-anggukkan kepalanya tanda memahami apa yang sedang disampaikan oleh Gigi.
"Baiklah."kata Radit."Apa kau sungguh ingin menikah denganku?"
"Tentu saja."jawab Gigi antusias.
Radit tersenyum mendengarnya.
Dan pesta pernikahan pun terjadi.Pesta itu sangat meriah.Banyak undangan yang hadir.Radit dan Gigi bagaikan sepasang Raja dan Ratu yang bersanding di singgasana pelaminan.
Kini Radit dan Gigi sudah berada di dalam kamar pengantin.Kamar pengantin nan indah itu ada di apartemen Radit yang ada di pusat kota.Apartemen itu sangat megah dengan view laut yang luar biasa menawan.
Radit duduk di samping Gigi.Ranjang pengantin yang mereka duduk menebar aroma wangi bunga yang menggairahkan jiwa.
"Makna dari malam pertama adalah kejujuran."kata Radit serius."Kejujuran yang kadang akan membuatmu menangis."
"Apakah kejujuran itu bermakna pilu?"tanya Gigi ingin tahu.
Radit mengangguk.
"Aku sangat ingin melewati malam pertama bersama Silvia,bukan denganmu"kata Radit sopan sambil menatap mata Gigi erat.
Radit tidak ingin Gigi kecewa dengan apa yang dikatakannya.
Gigi masih mengenakan cadarnya.Radit sepertinya tidak memiliki niat untuk membuka cadar itu.
"Lalu mengapa hanya ada aku saat ini di dalam kamar pengantin?"tanya Gigi biasa saja.Dia sama sekali tidak merasa kecewa dengan apa yang baru saja disampaikan oleh Radit.
"Kita murni dijodohkan.Aku ikut perintah orang tuaku dan engkau juga apakah tidak mencintaiku?"tanya Radit.
"Cinta?"tanya Gigi.
"Ya.Aku harap kau tidak mencintaiku."jawab Radit penuh harap.
Gigi tersenyum dari balik cadarnya.Seunik inikah sebuah malam pertama?
"Aku sudah memiliki seorang kekasih yang bernama Silvia.Setelah kita bercerai aku pasti menikahinya."kata Radit penuh kejujuran.
"Menurutmu kapan waktu yang tepat untuk bercerai?"tanya Gigi penasaran.Dia sama sekali tidak terlihat sedih saat membahas tentang rencana perceraian ini.
"3 tahun."jawab Radit.
"2 tahun bisa?"tanya Gigi memelas.
"Itu terlalu cepat."jawab Radit tak terima."Kakakku bercerai dengan isterinya saat usia pernikahan mereka sudah 3 tahun,karena itu menurutku kita juga harus bercerai di waktu 3 tahun agar sama dengan mereka."
"Jadi kakakmu adalah roll modelmu?"tanya Gigi.
Radit nyengir saat mendengarnya.
"Jika aku bercerai lebih cepat daripada waktu kakakku bercerai aku khawatir kedua orangtuaku bisa stress.Setidaknya aku tidak boleh lebih buruk dari dia."kata Radit panjang lebar.
"Baiklah.Aku setuju dengan idemu."kata Gigi.
"Terima kasih."kata Radit senang."Aku pasti memberi imbalan yang tepat untuk semua kebaikanmu ini."
"Dengan senang hati pasti kuterima,suamiku."kata Gigi bahagia.
Radit tersenyum kepada Gigi.Dia tidak menyangka akan memiliki isteri yang sangat patuh seperti ini.Radit sangat bersyukur telah menikahi wanita ini.
"Tidurlah di ranjang ini."kata Radit sambil berdiri dari ranjang.
"Lalu kau akan tidur dimana?"tanya Gigi ingin tahu.
"Di sofa."kata Radit santai."Kita pakai jadwal saja,kau bisa tidur di ranjang selama sebulan penuh,baru setelah itu aku yang akan tidur di ranjang,setelah sebulan kau lagi yang tidur di ranjang dan urutannya begitu terus sampai waktu perceraian kita tiba."
"Baiklah."kata Gigi setuju.
Gigi kemudian membuka cadarnya dan berbaring di atas ranjang.Tak lama kemudian dia pun terlelap.Sementara Radit tersenyum memperhatikan sikap Gigi tersebut dari tempatnya berbaring.
.........
"Gina."
"Ya"
"Kita ke toko perhiasan,yuk.."ajak Radit kepada Gigi.
"Untuk apa?"tanya Gigi penasaran.
"Aku akan membelikan cincin berlian untukmu."jawab Radit tersenyum.
"Kok aku?"tanya Gigi."Harusnya Silvia."
"Apa aku tidak bisa memberi hadiah untuk sahabatku?"tanya Radit.
"Bisa,sih."kata Gigi.
"Ya.Sudah.....ayo..."kata Radit sambil menggandeng tangan Gigi.
3 bulan menikah.Radit dan Gigi kini telah menjadi sepasang sahabat.Radit kerap curhat kisah cintanya kepada Gigi.Dan Gigi selalu menjadi pendengar yang baik.Bahkan jika Radit bertengkar dengan Silvia maka Gigi bisa mendamaikan mereka dan jadi penengah yang baik.Namun Silvia belum mengenal Gigi.Hanya Gigi yang mengenal Silvia dari Radit.
"Pilih mana saja yang kau mau"kata Radit kepada Gigi begitu mereka berdua sudah berada di dalam toko perhiasan.
"Serius?"tanya Gigi hampir tak percaya.
"Ya."jawab Radit tersenyum.
Gigi kemudian memilih sebuah cincin berlian yang sangat mahal.Radit tersenyum melihat pilihan Gigi.
"Hanya 1?"tanya Radit.
"Maumu berapa?"tanya Gigi heran.
"Terserah kepadamu."jawab Radit tanpa beban.
"Ya sudah....aku beli dengan kalung,ya?"tanya Gigi sambil menunjuk sebuah kalung berlian yang sangat mahal.Dia bersyukur memiliki sahabat sebaik ini.
"Dengan senang hati.Sekalian aku pilihkan sebuah gelang,ya..."kata Radit tersenyum.
Radit kemudian memilihkan gelang berlian untuk Gigi.Gigi sangat senang dan menyukai pilihan Radit tersebut.Radit kemudian memasangkan gelang itu di lengan Gigi.Sangat indah dan cocok dipakai Gigi.
Setelah berbelanja perhiasan dengan harga selangit,Radit mengajaknya sahabatnya ini untuk makan malam di sebuah restoran mewah.
"Jika aku menikahi Silvia nanti,menurutmu untuk tempat bulan madu kami cocoknya dimana?"tanya Radit saat keduanya sudah duduk berhadapan di sebuah restoran mewah di pusat kota.
"Maldives."jawab Gigi." Katamu Silvia suka pantai,aku rasa tempat itu cocok untuknya."
Radit tersenyum mendengar saran dari Gigi.Menikahi Gigi baginya adalah sebuah anugerah,karena Gigi sangat mendukung hubungannya dengan Silvia.
Senyuman Radit perlahan memudar saat melihat Silvia dan seorang pria masuk ke dalam restoran.Di dekat pintu restoran Silvia mengecup bibir lelaki itu.Silvia berselingkuh.Silvia tak tahu kalau Radit ada di restoran itu.
Radit yang melihat adegan mesra itu langsung patah hati.Selama ini kesetiaannya terhadap Silvia tidak lagi dihargai oleh Silvia.Saat itu juga Radit menghampiri Silvia dan lelaki itu.
"Kita putus."kata Radit kepada Silvia.Bibirnya bergetar saat mengatakan itu.Ini berat bagi Radit tapi dia harus kuat.
"Maafkan aku,Radit."kata Silvia memelas.
"Aku sudah memaafkanmu tapi aku bukan untukmu."kata Radit tegas.
Radit kemudian pergi meninggalkan Silvia.
..........