Calon ipar menjadi calon imam?
Apa kata dunia?
Bunga belum juga beranjak dari pandangan ku.
Aku rasa dia sedang tidak normal saat ini.
Mengapa untuk berubah dia malah ingin melibatkan aku?
Entah mengapa aku mulai memikirkan perasaan Aidan.Tentu Aidan akan sangat patah hati jika aku menjadikan Bunga sebagai calon imam ku.Meski begitu Allah pasti bahagia melihat perubahan Bunga.
Aku ini sebenarnya lebih mementingkan Allah atau perasaan Aidan?.Siapa yang harus aku dahulukan?
Allah adalah Tuhan ku.
Aidan adalah kakak ku.
Dan satu lagi.....
Memikirkan Allah dan Aidan sudah terlintas di benakku.Lalu bagaimana dengan memikirkan diriku sendiri?
Aku saat ini belum terbesit untuk mencintai Bunga.Bunga bagiku tak lebih hanya seorang pria yang berhijab yang sangat menjengkelkanku.Namun mendengar kesungguhan hatinya untuk melepas hijab aku mulai sedikit mengurangi kadar kejengkelanku kepadanya.
"Bunga aku mau pulang."kataku.
Aku bangkit dari duduk dan memilih tidak memberi jawaban atas pertanyaan Bunga.
Langkahku cepat.Bunga mengikutikku dari belakang dan aku berharap dia tidak melakukan itu kepadaku.
"Bunga tolong jauhi aku."kataku kepada Bunga.
Bunga mendengarnya.Kupikir dia akan langsung berhenti mengikutikku,namun dia malah melangkah terus dan kini dia sudah berdiri di hadapanku.Seketika langkahku terhenti.
"Bunga." kataku.
Bunga menatapku erat.Bulu mata palsunya yang lentik seperti ingin kulepas saja.
"Panggil aku Bambang."kata Bunga.
Suaranya sudah tidak menyerupai suara perempuan lagi.
Aku terkejut saat mendengar dari bibirnya yang menggunakan lipstik berwarna merah matte itu menyebutkan nama aslinya.
Bambang?
Sepertinya nama itu tidak asing di telingaku.
..........