Arielle bangun dengan tubuh yang hangat. Kehangatan di tubuhnya tidak diimbang dengan rasa sakit kepalanya yang terus berdenyut. Telinganya mendengarkan suara langkah kaki yang mendekat. Sebuah tangan menangkup wajahnya lembut dan Arielle tahu siapa pemilik tangan tersebut.
"Kau sudah bangun? Kebetulan sekali pelayan baru membawakan makanan untuk menghilangkan pengarmu."
"Pengar?"
"Kau tidak ingat kau minum segelas wine tadi malam hanya untuk menghilangkan haus?"
Ronan membangun Arielle untuk bangun dan meletakkan makanan yang sudah dibawakan pelayan penginapan ke atas pangkuannya. Pria itu merapikan rambut Arielle agar tidak mengenai makanan. Gadis itu masih mengernyit merasa tidak nyaman dengan sakit kepalanya.
"Apakah semua orang akan merasakan ini setelah minum segelas wine? ROnan, kau harus menghentikannya. Ini tidak baik," ujar ARielle sambil mengusap wajahnya pelan.