"Tuan Putri!" teriak seseorang.
Arielle membuka matanya dan ketika ia merasa terjatuh dari atas dan untunglah dua orang menahan tubuhnya hingga ia tidak langsung terjatuh ke tanah.
Jantungnya berdebar sangat cepat, ia merasakan peluh keringat yang mulai turun di keningnya. Arielle melihat sekeliling ruangan dan melihat orang-orang di ruangan itu sedang menatapnya ketakutan.
Pendeta Elis dan pendeta Khan terlihat duduk kesakitan di masing-masing tembok. Mereka terlihat seperti telah terpental oleh sbeuha kekuatan yang kuat. Keduanya terlihat kaca. Dan saat Arielle menatap Pendeta Elis, pria itu membelalakkan matanya terkejut.
"Tu-tuan putri, mata Anda!?"
Arielle beralih ke arah Pendeta Khan yang terkulai lemas di tempatnya. Dengan tubuhnya yang kesakitan pria itu segera bersujud ke arah Arielle yang masih bingung akan semua yang terjadi saat ini.
"Hidup Dewi Bulan!" teriak Pendeta Khan dengan sangat keras.