Ia nak tenang lah"
" Baik lah kalau begitu, tapi jika ibu merasa tambah parah ibu harus langsung bilang pada ku ya"
" Ibu harus janji ya" Lanjut Dila lagi
" Baik lah kalau begitu aku mandi dulu " Mencium pipi ibu nya dan pergi untuk mandi
" Lucas kau juga pergi lah ke kamar mu juga nak, kau kan harus belajar juga" Kata nya kepada Lucas
" Tapi bu aku masih ingin menjaga ibu " Sahut nya kepada ibu nya yang masih berbaring di tempat tidur
" Tidak perlu nak nanti kalau ibu merasa semakin, ibu akan langsung memanggil mu nak" Meyakinkan Lucas agar kembali ke kamar nya
" Apa ibu yakin ?" Tanya Lucas lagi kepada ibu nya
" Ibu yakin pergi lah nak, ibu tidak apa apa" Kawan ibu lagi
" Baik lah kalau begitu ingat kalau terjadi apa apa langsung panggil Lucas ya"
" Ia nak"
Lucas keluar dari kamar ibu nya dan berjalan pergi ke kamar nya.
Keesokan pagi nya Dila seperti biasa pergi menunju ke restoran untuk bekerja namun di perjalanan Dila masih memikirkan ibu nya yang sakit sesampainya nya di dalam bus Dila duduk di bangku yang kosong, walau pun sudah duduk Dila masih terus melamun.
" Bagaimana ini apa aku harus mencari pekerjaan lain yang mendapat gaji yang besar agar ibu bisa berobat? " Tanya nya dalam hati
" Tapi pekerjaan apa yang gaji besar dengan menerima tamatan sma seperti ku " Tanya nya lagi dalam hati
Ia berhenti dari lamunan nya disaat sampai di halte bus dekat dengan tempat kerja nya. Dila turun dari bus dan berjalan menuju ke restoran. Dalam perjalanan ke restoran ada seseorang yang mengejutkan nya
" Dilaa " Dengan nada yang sedikit keras
" Aaa " Teriak Dila saat di kejutkan oleh Mita dari belakang
" Kau mengapa melamun saja dari tadi aku liat? " Tanya nya kepada Dila
" Aku tidak melamun " Jawab Dila dengan lemas
" Kau berbohong aku melihat mu dari tadi melamun sejak turun dari bus" Bilang nya karna melihat Dila yang melamun dari halte bus .
"Tidak kok tenang lah" Masih tidak ingin menceritakan masalah nya kepada Mita
" Ayo lah Dil, aku itu teman baik mu tidak mungkin aku tidak tau jika kau memiliki masalah " Masih terus berusaha agar Dila berterus terang tentang apa yang terjadi pada nya
" Baik lah aku akan bercerita tapi kita sambil jalan ke restoran ya" Jawab Dila
"Baik lah ayo" Sambil merangkul Dila pergi ke restoran
" Sebernya aku sedang memikirkan ibu mit " Sambil melihat lurus kedepan
" Ada apa dengan ibu Dil? " Tanya Mita
" Dari beberapa hari yang lalu ibu terus batuk batuk dan tak berhenti, aku sudah menyuruh nya untuk berobat ke rumah sakit tapi dia ibu tidak mau Mit"
Lanjut Dila dengan wajah yang murung
" Disaat tadi malam aku mengeajaknya untuk berobat dia menolak dan mengatakan tidak usah, ibu ku bilang sayang uang nya karna lebih baik unag itu di berikan untuk uang sekolah ku" Wajah nya semakin murung
" Aku juga sudah bilang agar tidak perlu bekerja lagi tapi ibu bilang jika aku bekerja sendiri tidak akan dapat memenuhi kebutuhan kami semua"
" Huh" Menghela nafas
" Aku tidak tau bagaimana cara membujuk nya atau aku mencari pekerjaan tambahan saja ya? " Sedikit semangat
Mita menjawab Dila " Tapi kan kita berkerja sampai dari pagi samapai jam 7 Dil"
" Kau ingin bekerja apa saat pulang kerja? " Tanya Mita lagi
" O ia juga ya" Lemas kembali setelah mendengar jawaban Mita
" Nanti aku juga akan mencarikan pekerjaan yang kw butuh kan"
" Ya sudah lah kau harus tetap sangat yang teman terbaik ku nanti kita pikir kan lagi sekarang kita sudah sampai di restoran ayok kita masuk" Ajak Mita
" Baik lah lah Mita, Terima kasih sudah mendengar kan keluhan ku ya Mit" Menatap Mita
" Tak masalah kau kan teman ku" Tersenyum menghibur Dila
Merekan masuk ke dalam restoran dan pergi menuju ke tempat khusus para pegawai mengganti pakaian. Mereka memasukkan tas mereka kedalam loker mereka masing masing dan mengambil pakaian yang ada diloker nya lalu Menganti pakaian.
Mereka berdua mulai bekerja tapi disaat Dila sedangan menata makanan ke salah tau meja ada seseorang yang menyapa nya
" Hai, kamu Dila kan? " Tanya orang itu
Dila melihat ke arah orang yang menyapa nya tadi
" Vero " Sambil menunjuk laki laki yang sedang duduk di meja itu
Vero adalah Laki laki dengan tubuh tinggi dan dada bidang, dengan wajah seperti artis karna memeliki wajah yang sangat tampan. Dia adalah teman SMA Dila dulu namun saat selesai SMA mereka tidak pernah bertemu lagi karna sibuk dengan urusan masing masing.
" Wah benar kw Dila " Senyum nya kepada Dila
" Ia apa kabar Vero? " Tanya Dila dengan sedikit janggung
" Baik Dil, bagaimana dengan mu? " Tanya Vero lagi kepada Dila
" Aku baik Ver" Jawaban singkat dari Dila
" Apa kau bekerja disini Dil ? " Sambil menatao Dila
" Ia Ver" Tersenyum canggung
" Bagaimana dengan mu Ver, kau sedang sibuk apa sekarang? "
Vero menjawabnya " Aku sekarang sedang sibuk di perusahaan ayah ku Dil"
"Apa kau tidak melanjutkan pendidikan mu setelah lulus SMA Dil? " Tanya Vero bingun
" O tidak Ver" Jawab nya
" Tapi kenapa Dil? , kau kan murid yang sangat pintar di sekolah"
" Sayang sekali jika kepintaran mu tidaj di pergunakan"
Dila sedikit tersenyum melihat ke arah Vero
" Tidak ver karena orang tua ku tidak memiliki dana untuk aku kuliah, apalagi saat ayah ku meninggal ekonomi kami semakin terpuruk " Jawab Dila
" Apa? Ayah mu meninggal?, kapan?" Tanya Vero bertubi tubi
" Ayah ku meninggal 1 tahun setelah aku tamat dari SMA " Jawab Dila
"O ia Vero aku kembali bekerja ya, aku takut dimarahi oleh bos ku" Tersenyum sambil melihat keliling takut jika bos tiba tiba datang dan memarahi nya
" O baik lah tapi bisa kah aku meminta nomor telepon mu? " Mengambil handphone dari jas milik nya
" Karna setelah tamat SMA nomor mu tidak pernah lagi bisa di hubungi " Lanjut Vero sambil meyodorkan handphone nya kepada Dila
" Ia handphone ku yg hilang jadi aku mengganti nomor baru " Sambil mengambil handphone dari tangan Vero
Setelah mengetik nomor telepon nya di handphone Vero, Dila memberikan kembali handphone Vero
" Ini sudah ku masuk kan, kalu begitu aku pergi dulu ya" Sambil melambaikan tangan ke arah Vero
" Baik lah" Sambil melambaikan tangan ke arah Dila
Vero masih setia menatap punggung Dila sampai menghilang
Dalam hati Vero " Aku sudah lama mencari mu tapi aku tak pernah menemukan nya disaat aku ingin menyerah kau muncul kembali" Tersenyum masih melihat arah hilang nya Dila