Chereads / It's You - Mine / Chapter 5 - # 4 ARA dan Sungai Hangang

Chapter 5 - # 4 ARA dan Sungai Hangang

Di Sekolah Sakura kelas 1-1 extra Studi , Jam pertama belum ada guru yang datang memasuki kelas. Seperti biasa kelas selalu ramai karena ada trio wekwek. Ara dan 2 teman laki-lakinya. Kali ini Ara terlihat murung memegangi ponsel jadul yang LCD nya telah pecah. Kedua temannya menghampiri Ara yang terlihat murung.

"Lebih baik beli baru lagi aja Ra"

Solusi temannya memang membantu namun keadaan Ara yang tidak mampu membeli ponsel baru.

"Nenek lagi tidak ada uang, Aku akan memperbaikinya saja"

"Coba sini aku lihat"

Salah satu teman gengnya mengecek ponsel Ara yang rusak.

"Oh ini LCD nya Ra yang rusak."

"Jika ponselku rusak maka file didalamnya juga akan hilang dong?"

Ara terlihat shock jika file yang ada diponselnya hilang. Dia ingin mendengarkan lagu apa yang dinyanyikan oleh laki-laki yang dia temui disungai hangang kemarin sore.

"Apa kamu sudah mengambil kartu SDmu?"

"Kartu SD?"

Ara tidak begitu tau tentang ponsel dan media sosial lainnya. Dia hanya siswi desa yang mendapat beasiswa di sekolah sakura. Berbeda dengan teman-teman yang lain yang kebanyakan dari kelas menengah atas. beruntungnya 2 teman Ara laki-laki yang dulunya satu SMP dengan Ara mau berteman dengan Ara disekolah itu. Teman yang lain selalu merundung Ara ketika Ara mendapatkan beasiswa, namun ketika melihat Ara yang tegas dan berani, mereka tidak bisa merundungnya seperti seorang yang culun.

Ibram salah satu teman geng Ara melepaskan kartu SD Ara dan dicoba dimasukkan kedalam ponselnya. Ibram melihat ada rekaman di kartu SD Ara.

"Rekaman apa ini?"

"Berikan padaku"

Ara langsung merebut ponsel Ibram. Ara langsung memasang hadphone ditelinganya dan mulai mendengarkan rekaman yang dinyanyikan oleh laki-laki yang dia temui di sungai hangang.

Ara mendengarkan lirik demi lirik sambil melihat sekeliling teman-temannya yang asyik sendiri. Belum selesai mendengarkan lagu, guru kelas sudah datang untuk memulai pelajaran. Ponsel Ibram masih dibawa Ara untuk melanjutkan mendengarkan lagu yang belum selesai dia dengarkan.

***

Pukul 16.29 dikelas Ara mendengarkan musik yang terjeda tadi. Hingga pukul 16.45 Ara menikmati suara dari lirik lagu tersebut. Bel pulang telah tiba. Ara langsung berlari keluar sekolah tidak menghiraukan kedua temannya yang mengejarnya.

"Araaaaaaaa....Mau kemanaaa????"

"Arrrraaaaaaaayaaaaaa....???????"

Teman-teman gengnya berteriak berlari mengikuti kemana Ara pergi. Mereka melewati teman-teman yang lain. Ara tidak peduli dan terus berlari. Sampailah dia di pinggir sungai hangang.

Ibram dan Edo sudah merasa capek dan ngos-ngosan sementara Ara seperti mencari sesuatu.

"Kamu ngapain sih Ra lari-lari kesini?"

"Aku ingin bertemu dengannya!"

"Haaaah....???? Siapa??"

Ibram dan Edo sangat kaget karena tidak pernah Ara seantusias ini untuk menemui seseorang. Sepertinya Ara sudah jatuh cinta pada Haru sejak pandangan pertama di sungai hangang. Ara terus mencari keberadaan Haru.

"Yuk Ra sudah sore, kita pulang!"

"Sebentar lagi ya"

"Halaaahh...Ayookk!!! Nggak bakalan ada yang datang"

Tangan Ara ditarik oleh Ibram untuk diajak pulang. Namun Ara menolaknya. Ara melihat batu besar yang biasanya tempat untuk duduk orang-orang yang bersantai menikmati sungai hangang.

"Sebentar"

'A...R...A..'

Ara meninggalkan jejak yang bertuliskan namanya di batu. Ara berharap jika Haru akan melihatnya. Hal itu di diketahui oleh Ibram.

"Ra...Kamu ngapain sih nulis nama kamu di batu?"

"Buat tanda saja. Biasanya orang-orang menuliskan namanya di batu kan?"

"Tapi mereka menulis bersama pasangannya"

"Bram...Siapa tahu dia nanti akan kesini dan menemukan namaku"

"Dia siapa sih Ra yang kamu maksut?"

"Cowok yang kutemui disini"

"Elah Raa....Raaaa!!! Nggak usah terlalu berharap deh sama pria itu! Yuukk Pulang!"

Tangan Ara ditarik Ibram sambil berlari. Mereka pun pulang dengan berlarian melewati sungai hangang.

***

"Tuan Haru yakin tidak les?"

Sopir menanyakan lagi tentang Les padaku ketika aku baru saja naik mobil.

"Ahjusi....Aku sudah bilang aku tidak mau"

"Ya Tuan..."

"Tolong antar saya ke sungai hangang sekarang ya?"

"Ada apa tuan disana?"

"Aku hanya ingin mencari angin saja"

"Baik Tuan"

***

Haru sampai di sungai han ketika Ara baru saja pergi.

Aku melihat sekeliling sungai Han siapa tahu ingatanku mulai pulih kembali. Aku merasa sangat nyaman berada disini. Melihat sungai yang luas, jembatan yang warna-warni karena lampunya, dan pohon sakura yang sangat indah membuat udara sore menjadi sejuk.

Aku mencoba mengingat nada kemarin yang kunyanyikan sambil memejamkan mata. Aku melihat sekelebat bayangan perempuan yang masih SD didalam fikiranku. semakin kuingat semakin sakit kepalaku. Aku tidak bisa memaksakan untuk mengingat. Aku tidak mau menyiksa diriku dengan ingatan yang belum bisa kupulihkan.

Aku berjalan menyusuri sungai. Sangat indah, aku sungguh menikmati suasana ini. Aku melihat batu yang bertuliskan nama seseorang. 'A.R.A'

"Ara!! Namanya bagus"

"Tapi sepertinya tulisan baru"

Aku menyentuh batu itu, saat kumenyentuh tiba-tiba tulisan "AR" hilang tersapu tanganku.

"Benar. Tulisan baru"

Gumamku sambil kumelihat sekeliling tidak ada orang. Mungkin sudah pulang.

"Tuan Mari pulang"

Aku berencana akan kembali lagi besok setelah pulang sekolah.

"Annyeong Hangang"

***

"Den...Mari makan"

Bi Ijah menawariku makan malam setelah aku membersihkan diri.

"Appa mana bi?"

"Pak Bagas hari ini pulang malam den. Den Haru disuruh makan duluan sama pak Bagas"

"Iya bi"

Aku teringat dengan cerita Appa sebelum aku mengalami amnesia. Aku ingin menanyakan pada bi Ijah siapa tahu Bi Ijah mengetahui tentang gadis cilik yang kusimpan fotonya di album. Karena hanya Appa dan Bi Ijah orang yang dekat denganku.

"Bi Ijah boleh saya menanyakan sesuatu pada bi Ijah?"

"Iya den silahkan"

"Bi, sebelum saya sakit apakah bibi tahu jika saya dekat dengan seorang gadis?"

"Ohh gadis korea yang katanya pacar den Haru?"

"Naaahh itu bibi tahu?"

Aku berharap jika bi Ijah mengetahui gadis tersebut dan aku akan segera menemuinya untuk meminta maaf telah meninggalkannya karena amnesiaku.

"Bibi lupa namanya den, tapi bibi ingat den Haru pernah bilang jika gadis itu tinggal di korea di komplek yang sama dengan den Haru"

"Mwoo? (apa?)"

Apa yang dikatakan bi Ijah di komplek yang sama? apakah aku pernah tinggal dikorea sebelumnya?

"Maksut bi Ijah?"

"Bi Ijah hanya tau sedikit den. Dulu den Haru sebelum amnesia sering bercerita sama bibi. Den Haru juga cowok yang ceria, murah senyum. Tapi setelah amnesia den Haru lebih tertutup sama bibi, Sama pak Bagas juga"

"Memangnya aku dulu seperti apa bi?"

"Dulu den Haru sangat terbuka sama bibi dan selalu tersenyum den. Maafin bibi ya den. Bibi tidak bermaksut menilai den Haru"

"Iya bi. Gwaenchanayo (tidak apa-apa?"

Bagaimanapun aku harus menemukan gadis itu dan meminta maaf pada gadis itu.