236 PSD
Setelah mendapatkan telepon dan kejujuran dari Evan, Zelin merasa sedih dan sakit hati. Namun, Zelin berusaha untuk menghargai kejujuran suaminya. Meskipun sedih.
Zelin keluar dari rumah untuk mencari udara segar. Tidak berniat untuk melihat tetangga barunya yang meresahakan. Dengan tangan terlipat di dada, Zelin berjalan di sekitar garasi. Biasanya akan ada tukang jajanan sd yang suka lewat depan rumah.
Namun, yang Zelin temukan malah Laila yang sedang menggendong anakknya Syaba dalam gendongannya. Sepertinya sedang menenangkan anaknya yang nomer dua tersebut.
"Mbak Zelin lagi santai?" sapa Laila.
Zelin berusaha baik-baik saja, meskipun dalam hati dia sangat kesal. "Iya, nih. Lagi nunggu tukang jajanan lewat. Kabar Kafka gimana?" Zelin mencoba peduli dengan putra sulung Laila.
"Oh, lagi tidur. Udah agak tenang." Laila menjelaskan.