Evan memandangi hamparan luas hijaunya pegunungan di depan matanya. Dengan tangan yang terlipat di dada, pikiran pun jauh entah kemana. Udara sejuk pagi hari meniup rambut hitam milik Evan di depan teras kamar di villa.
Zelin membuka matanya, mencari keberadaan suaminya yang sebelumnya masih ada di sampingnya. Namun, kini sudah tidak ada. Kosong.
"Mas!" Panggil Zelin.
Tidak ada jawaban.
Namun, Zelin bisa merasakan udara pagi yang dingin masuk melalui pintu geser yang terbuat dari kaca menuju teras samping.
Zelin duduk sebentar, mengumpulkan semua nyawanya yang sempat berkelana ke alam mimpi. Setelah dirasa cukup terkumpul, akhirnya Zelin beranjak dari kasur dan berjalan ke arah teras.
Melewati pintu geser dan akhirnya Zelin bisa melihat suaminya yang sedang duduk memandang jauh ke depan. Langkah Zelin pelan menghampiri sang suami.
"Mas, kamu sedang apa?"
