Zelin sudah bersiap sejak pagi, dia menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya. Tidak lupa menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya juga.
"Terimakasih istriku," ucap Evan sembari mengecup kepala belakang Zelin.
"Sama-sama Sayangku," balas Zelin. "Cepat pakai bajumu dan ayo kita sarapan." Zelin keluar kamar namun Evan menarik tangannya kembali. Sehingga Zelin menubruk tubuh Evan.
"Kamu seksi sekali," bisik Evan.
Zelin menahan tubuh Evan supaya tidak terlalu dekat dengan tubuhnya. "Jangan macam-macam ya Evan. Atau nanti kita nggak jadi kerja." Zelin mengancam Evan.
"Aku suka sekali kalau tidak kerja. Kerja di rumah lebih seru dan nikmat."
Zelin menyipitkan matanya dan mencubit lengan Evan. "Sadar kamu, hey! Kenapa pikiranmu jadi seks terus sih. Lepaskan aku."
Evan tersenyum melihat istrinya marah. "Kalau aku nggak mau lepas, kamu mau apa?"
"Aku akan marah padamu selama seminggu. Kamu tidur di luar, dan aku nggak mau ngurus kamu lagi."
