Zelin sudah jauh lebih baik. Dia dirawat oleh keluarga besar barunya. Bahkan Bree si ponakan kesayangan menjadi penghiburannya.
"Jadi kalian akan pindah?" Tanya Ibunya Evan.
Zelin dan Evan saling menatap.
"Sepertinya gitu. Karena kalau dari sini aku dan Zelin kejauhan berangkat kerja." Evan menjelaskan.
Ibunya Evan yang bernama Elisa pun hanya bisa menghela nafasnya panjang. "Sepi lagi dong."
Gustav menyela sang istri, "mereka kan masih muda dan masih banyak yang ingin mereka lakukan. Kalau di sini nanti takut mengganggu kita."
Elisa, Eijaz, Kalina, Evan dan Zelin tertawa mendengar Gustav bicara seperti itu. Sontak saja wajah Zelin dan Evan memerah karena malu.
"Rencananya kalian akan tinggal dimana?" Tanya Gustav.
Evan juga sudah menyiapkan rumah sederhana yang tidak jauh letaknya dari kantor. Yang masih berada di kawasan Jakarta Selatan juga.