"Will you marry me, Zelin?"
Zelin tersenyum kikuk sekali. "Evan, kamu bercanda aja deh."
Tapi Evan tidak tersenyum sama sekali. Bahkan wajahnya masih serius seperti di awal tadi. Zelin menyadari kalau ini bukan bercanda seperti di mall sebelumnya. Tapi beneran Evan sedang melamarnya.
Zelin memperhatikan Evan yang sedang merogoh kantong di celananya. Dan mengeluarkan benda bulat dari emas yang ternyata adalah cincin.
"Evan," lirih Zelin.
"Zelin, maukah kamu menikah denganku?" Sekali lagi Evan bertanya dengan nada tegas dan serius. Dengan cincin emas yang Evan pegang di tangan satunya.
Zelin benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Tiba-tiba saja isi otanknya seperti menguap entah kemana. Bahkan lidahnya kelu tidak bisa menjawab apapun.
"Zelin!"
Barulah Zelin tersadar dan mencoba mencerna semuanya dengan baik. Perlahan senyumnya kembali mengembang. Jantungnya benar-benar sehat, dan debaran ini karena efek dari keterkejutan dan rasa senang.
