"Zelin!"
Suara itu membuat si empunya nama menoleh. Suara yang begitu familiar, begitu dia rindukan. Dan saat menoleh Zelin melihat David yang selalu saja tampan, tegas dan berwibawa.
Sayangnya sebentar lagi pria itu kini hanya tinggal kenangan saja.
"Apa kabar, Zelin?" David menyapa Zelin yang kini terlihat semakin anggun.
'shit! Kenapa Zelin semakin mempesona!' batin David.
"Aku baik, kamu apa kabar, Dav?"
"Aku baik," jawab David sekenanya. "Maaf ya nunggu lama."
"Enggak kok, aku juga baru datang beberapa menit lalu," jawab Zelin.
Mereka duduk di kursi tempat Zelin tadi menunggu David sebelumnya. Canggung sekali, mereka bahkan tidak saling menatap. Mereka hanya melihat air mancur yang ada di depan mata mereka.
Namun, Zelin tidak mau berlama-lama. Karena semakin lama dia dan David diam. Semakin sesak dan sakit hatinya.
"Dav, apa yang ingin kamu jelaskan?" Tanya Zelin.
David menoleh dan menunduk melihat meja yang kini sedang menopang tubuhnya.