Bab 83 PSD
Sudah malam, tapi Zelin bingung mau kemana. Baru kali ini dia kehilangan arah. Untungnya dia masih memegang uang tabungan. Dia berhenti dulu di salah satu halte sembari membeli minum. Perutnya lapar dan dia tidak tahu mau makan apa. Sudah keliling Jakarta tapi justru dia nggak tau mau kemana. Dia berkeliling untuk menghilangkan penatnya.
Dia mengecek ponselnya, menunggu pesan dari David. Namun, tidak ada sama sekali baik pesan dan telepon. Zelin memegangi dadanya.
"Memang sialan. David sialan." Zelin memukul dadanya karena sesak dan dia kembali menangis. Bukan menangis karena David tidak menghubunginya. Tetapi dia sedih karena semua sudah terlanjur terjadi.
Zelin menoleh ke kanan dan kiri. Dia bingung sekali mau kemana. Akhirnya dia menghubungi seseorang yang dia harapkan. Menunggu panggilan terjawab dengan kaki yang digoyang-goyang, gelisah.
Pada deringan ke-5 barulah panggilannya terjawab dan Zelin senang sekali.