Bab 63 PSD
Sisa hari di Bandung Zelin jalani dengan sibuk. Sepertinya Evan membiarkan dirinya sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Sedangkan Evan sibuk dengan dunianya sendiri. Dan Zelin tidak peduli itu, bukan, lebih tepatnya pura-pura tidak peduli.
Hingga pada akhirnya, ponselnya berdering dan Zelin melihat nama Evan tertera di layar ponselnya.
"Ada apa dia menelepon aku? Tinggal ketuk pintu saja." Zelin tetap menerima panggilan tersebut.
"Zelin, aku–" terdengar suara Evan yang merintih seperti kesakitan.
"Ada apa, Evan? Kamu dimana?" Zelin cemas.
"Zelin, aku di kamar. Perutku–"
Zelin langsung berlari keluar kamar dan saat ini dia berada di depan kamar Evan. Mengetuknya.
"Evan!" Zelin memanggilnya dengan lembut. "Evan, kamu baik-baik saja?" Lanjutnya.
Beberapa saat kemudian bunyi kunci pintu yang diputar dan pintu terbuka. Menampilkan Evan yang pucat pasi, dengan keringat yang memenuhi keningnya sebesar biji jagung. Dengan sebelah tangan memegangi perutnya.