Aleandra memukul tangan Maximus karena rahangnya semakin sakit. Pria itu benar-benar tidak bercanda tapi sesungguhnya dia tidak tahu jika Maximus berusaha menahan diri sebisa yang dia lakukan. Jika dia menuruti emosinya, rahang Aeandra pasti sudah dipatahkan olehnya.
"Max," Aleandra memanggil dengan tatapan memohon. Dia harap pria itu mau mendengarkan penjelasan darinya dan berhenti menyakitinya.
Max masih mencengkeram rahang Aleandra, tatapan sendu gadis itu dan ekspresi wajahnya yang memohon membuatnya tidak tega. Max mendorong tubuh Aleandra dan memutar langkah. Dari pada dia menyakiti gadis itu lebih baik dia melepaskan gadis itu.
"Pergi, Aleandra!" ucapnya sinis.
"Tidak, aku tahu aku salah. Tidak seharusnya aku berbohong tapi aku melakukan hal itu agar tidak ada yang tahu di mana posisiku saat ini. Aku takut ada yang menyadap pembicaraanku sehingga keberadaanku ketahuan," ucap Aleandra.