Setelah dengan urusan meeting di perusahaan kliennya, Juna akhirnya sampai di markasnya untuk melakukan meeting lainnya dengan beberapa anak buahnya. Juna melewati beberapa orang tawanan yang terikat dan memohon untuk dibebaskan, namun hanya senyuman miring yang laki-laki itu berikan.
Tawanan itu tentu saja harus menyerahkan dirinya untuk menjadi mainan baru untuk Juna. Aku pernah dengar satu pepatah, jika kau ingin melawan musuhmu maka dekati
musuhmu. Tapi, sepertinya pepatah itu tidak akan berguna jika kau gunakan pada laki-laki dengan sikap dingin seperti Juna. Dia terlalu pintar untuk dibodohi.
"Selamat datang, Boss. Anda ingin melihat amunisi kita?" tanya Gu yang menyambut Juna di pintu lantai bawah.
"Aku akan meeting dulu. Semua sudah di l sana? Aku tidak akan mengulang penjelasanku jika ada yang terlambat."
Gu mengangguk. "Semua sudah menunggu Anda di ruang meeting, Boss, kecuali Beom." ucap Gu kemudian.
Juna menaikkan alis kanannya.
"Dimana Dia?" tanyanya heran.