Haejin mengedarkan pandangan melihat seisi kafe, benar kata Juna, semua pasang mata yang ada di sana tengah menatap heran ke arah mereka.
"Maklum saja hyung, mereka pasti kagum dengan ketampanan kita. Terutama aku," celetuk Haejin dengan tingkat kepercayaan diri yang sudah mencapai batas maksimal yang membuat Juna dan Jaehwa mendecih kesal.
"Sudah pikirkan ide supaya Ibu tidak tahu tentang acara itu?"
Haejin menggeleng dan sibuk dengan makanannya, sedangkan Jaehwa baru mulai memikirkan sesuatu.
"Apa yang harus kita lakukan?" gumam Juna seraya memutar manik matanya menatap langit-langit cafe.
"Bukankah acara itu masih lama?" tanya Jaehwa.
"Kita tetap harus memikirkannya dari sekarang, kalau tidak, kita akan kalang kabut."
"Ahh, iya. Aku tahu!" ucap Haejin yang entah mendapat ilham dari mana, tiba-tiba menegakkan tubuhnya menatap dua laki-laki di sampingnya.