Juna menunggu Jaehwa yang belum juga kembali sejak tadi dengan dengan penuh antisipasi. Juna mengenakan jas hitam legam yang rapi, rambutnya seperti biasa disisir ke belakang, membuatnya tampak seperti iblis tampan yang begitu menggoda semua gadis yang melihatnya.
Laki-laki itu melangkah memasuki ruangan kamar Vano dan semua mata yang ada di dalam ruangan itu merasakan Juna tertegun sejenak menatap mereka yang sudah mengenakan pakaian yang rapi.
Tetapi kemudian mata Juna menatap ke arah Vano yang masih mengenakan baju biasa yang selalu digunakannya saat di rumah. Mata Juna melembut menatap anaknya,
"Kenapa tidak kamu pakai Jasmu?" tanya Juna pelan.
Vano menggeleng, menyadari intensitas kekhawatiran dalam suara ayahnya. Mata mungil itu melihat Juna dengan tatapan polos tanpa beranjak dari ranjangnya.
"Aku tidak mau," Vano melipat tangannya di depan dadanya.