Juna hanya memasang wajah
dingin sepanjang jalan sebelum akhirnya
berbelok saat memasuki area sebuah halaman rumah sakit megah yang ada di tengah kota. Dia baru bisa sampai di rumah sakit setelah terjebak macet dimana-mana. Sepertinya, dia mulai jera untuk mengambil jalan tengah kota saat dia harus buru-buru sampai di tempat yang dia tuju.
Setelah memarkirkan mobil di basement, Juna memejamkan matanya sambil
mengatur pernafasannya, punggung dan
jemarinya seolah terasa retak akibat
menyetir dengan kecepatan tinggi tadi. Jujur saja, dia sangat kurang istirahat belakangan ini. Tapi, dia tidak ada waktu untuk berleha-leha jika tidak mau musuh-musuhnya menjatuhkan dia dari jabatannya yang sekarang.
Bersamaan dengan itu sebuah motor juga
terlihat melaju cepat dan berhenti tepat