Chereads / SENYAPNYA LAYOKA / Chapter 23 - Bab 23 Melepas Rindu

Chapter 23 - Bab 23 Melepas Rindu

Hidangan makan siang Bara sudah sampai duluan dari Shiori.

"Yeii .. makanan ku sudah sampai dulu nih" ucap Bara

"ihhh curang, kan aku yang merasa paling lapar dari kamu..hmmm" ucap shiori yang masih menahan rasa lapar.

Bunyi perut shiori "errrrrhhh "

"bunyi apa tuh, sumbang sekali suaranya " ucap Bara tertawa

shiori hanya diam, dia sudah tidak bisa memberi respon lebih, karena tenaganya sudah redup. sedangkan Bara menyodorkan makanan nya,

"shiori kamu coba makan dulu punya ku, tak tega lah aku lihat kau diam mematung seperti ini" ucap Bara

"Gak, aku tetap mau menunggu makanan ku " ucap Shiori

"hemm.. dasar batu, ya udah aku tunggu deh biar makan nya bareng" ucap Bara

tak berapa lama, datang lah pelayan membawakan makanan shiori..

"Yeei.. akhirnya datang juga, let's Goo kita makan" ucap shiori

shiori makan dengan lahap, ya shiori terlihat memang sangat lapar.

"kamu rindu dengan ku tak shiori" ucap bara di sela makanannya

"sssttt" bara hanya diminta diam

Bara tau menanyakan kerinduan tidak pada tempatnya, seharusnya pun bara tak perlu menanyakan hal yang memang sudah tentu jawabannya iya.

Shiori ambil air minumnya dan sudahlah selesei makan, Bara pun sudah selesai diwaktu bersamaan. sebenarnya sih bara bisa selesai makanan nya lebih dulu, namun apalah daya cinta menarik, Bara makan diperlambat, sembari memandang shiori yang menurut bara makin indah dan cantik. sesekali saat bara memandang Shiori, Shiori mengetahuinya, dan hanya bisa ditutup dengan telapak tangan, shiori tersipu malu.

"aku sangat dan ekstra merindukan mu bara, percayalah ketika ada kesempatan ke kota aku pun ingin sekali ikut agar kita bisa berjumpa dan berdua seperti ini walau hanya sebentar " ucap shiori

"dan jangan suka memandangi ku diam-diam, kan aku malu" tambah shiori

" hehe ketahuan deh, iya shiori maafkan aku, aku belum sempat ke desa, banyak tugas sekolah " ucap bara

"ya Bara, tidak apa-apa ku mengerti. kamu sekolah yang baik ya, eh apa cita-cita mu?" ucap Shiori

"ehmm.. pengin tau aja atau tau banget " ucap bara meledek

"hiissh kau"

"hehe ... ya tebak coba" ucap bara

"ehm jadi dokter?"

shiori senyum menebak nya

"bukan "

"terus apa, udah lah kasih tau aja"

"usaha dong menebak"

"hissh curang aku aja udah ngasih tau kamu dengan mudahnya lewat surat, iya kamu udah menceritakan cita-cita kawan kita tapi tidak disebut namamu" ucap shera

"iya, hampir sejenis cita-cita mu,

"aku kan ingin jadi notaris, terus kamu apa, tau ah aku nyerah"

"hahaaaa" Bara elus-elus kepala Shiori

"gemes banget cemberut nya"

shera hanya melirik ke arah bara tanpa berkata apapun

"iya iya, aku ingin jadi pengacara." ucap Bara

"oh ya, bagus dong. kau harus pandai berdebat tuh."

"iya tentu, masih ada waktu belajar" ucap bara

tiba-tiba shiori menjiwit lengan Bara..

"kenapa dijiwit, kan aku udah ngasih tau. hissh sakit nih " ucap Bara sambil melotot matanya

"yeei.. salah siapa ngasih info nya setengah-setengah di surat. kan nyebelin" ucap Shiori

"hehe.. biar ada balasan surat lagi, kan kamu bisa nanya balik" ucap bara

"heem ."

"eh kita pindah aja yuk ke taman, nanti kita dilihatin pelayanan karena lama tak pergi-pergi "ucap bara

bara dan shiori tertawa terkekeh

mereka pun pergi melangkah ke taman, mereka pergi dengan transportasi mesin beroda dua.

di perjalanan ke taman, shiori peluk erat tubuh bara, begitu pun baru genggam tangan shiori. sepertinya dua insan asmara ini sedang saling merindukan. sesekali shiori rentangkan tangannya dan sambil bernyanyi.

"sampai juga di taman" ucap shiori

"hem tak ada yang berbeda" tambahnya

"sini ikut aku" Bara menarik tangannya

"lho tempat duduk ini seperti baru di sini" ucap shiori

ya ada tempat duduk di bawah pohon rindang dekat dengan kolam ikan yang besar-besar.

"weaanak Ki.. nyaman sekali angin nya sepoi-sepoi jadi aku pengin tidur" ucap Shiori

shiori berbaring di atas pangkuan Bara.

"Bara, kamu tau Gak aku sering kali lihat langit malam di depan rumah paman Handoko, yea aku merindukan pertemuan kita pertama, dengan pede nya aku bilang kau akan bersama ku saat itu" shiori tersenyum dan melihat ke arah bara dari bawah.

"emang benar, Kau sudah ada rasa dengan ku saat itu" ucap Bara

"ya mungkin benar kata orang cinta pada pandangan pertama, lho emang kamu tidak demikian?" tanya shiori

"gak dong. aku jatuh cinta ya filter dulu dong. perkara cocok dan nyambung juga kan" ucap Bara

"terus kapan kamu mulai tertarik pada ku?"

"hiissh ... kan sudah pernah bilang deh, ketika kita baru pertama jadian" ucap bara

"ya, kan tak masalah dong ceritakan kembali" ucap shiori

"kamu tuh kaya tidak ada pembahasan lain aja, tak mau aku mengulang ucapan ku, seperti radio aja.. heeem" ucap Bara

"ko gitu bicara mu, ya sudah aku tak bertanya apapun lagi" shiori bangun dari tidur di pangkuan Bara

wajah shiori cemberut kembali, sepertinya salah ucapan bara. ucapan bara sudah menyakiti hati Shiori.

"Shiori, ko muka kamu di tekuk gitu. ucapan ku menyakiti mu kah, aku tidak bermaksud demikian, kamu kan disini sebentar sebelum kamu dijemput kak choky aku ingin kita cerita hal lain aja yakk" ucap Bara

shiori masih terdiam, menurut nya apa yang dia tanyakan adalah tambahan energi bagi nya.

"hem,, baiklah aku mulai jatuh hati dengan mu saat kau pegang tangan ku di petualangan kita "ucap bara dengan menatap dan memegang tangan shiori

Shiori tersenyum, memang Bara pun tak bisa berkutik, sama seperti Akihiko yang tidak bisa melihat shera marah.

shiori bersandar di bahu Bara,

"masih butuh berapa lama kau menjadi pengacara?"

"hemm.. tahun ini aku kelulusan dan lanjut ke sekolah tinggi yang lebih mengkerucut lagi ke arah hukum dan pengacara, heem.. paling ya tujuh tahun total nya" ucap Bara

"lalu aku bagaimana ya bisa mencapai notaris, apakah aku perlu sekolah di kota atau hanya membaca buku saja" ucap shiori

"harus shiori, kalau kamu tidak dapat sertifikat legal bahwa kamu telah mampu di bidang notaris, kamu tidak akan bisa praktik, jadi apa yang kamu pelajari dari buku sebatas pengetahuan saja. karena profesi di butuhkan pengakuan legal. Bara menjelaskan

"okei lah, aku akan membujuk bubu, aku akan sekolah di kota"

"iya beda lagi dengan shera, dia kursus menjahit dan tidak dibutuhkan pengakuan di atas kertas, asal di pandai merancang baju dengan jahitan yang rapi dan kualitas maka dia sudah menjadi desainer" jelas Bara

Shiori baru memahami dengan baik dari mendengar penjelasan Bara.

"Tetot tettooot Lala Lala" nada dering panggilan handphone nya Shiori

"siapa" tanya bara