Marsha cemberut memasuki lift tidak peduli bukan hanya mereka ada di sana melainkan manajer serta jajarannya. Danish langsung mengusap wajahnya dengan kasar dia langsung merangkul pundak Marsha mempererat ke tubuhnya supaya tidak bersentuhan dengan sang manajer.
"Danish aku sulit bernapas?" rengek Marsha.
''Nanti kuberikan kau napas buatan.'' Marsha melongo wajahnya bahkan panas mendengar ucapan Danish yang begitu terbuka apalagi mereka tidak berdua dalam lift.
Pintu lift terbuka Danish langsung berbalik menatap manajer dengan wajah yang datar.
"Kalian tidak perlu mengantar kami pergi!" usir Danish.
"Baik Tuan dan selamat bersenang-senang.'' Manajer kembali masuk ke dalam lift dengan wajah yang menunduk tidak berani menatap Danish.
''Kenapa kau menyuruh mereka kembali?" tanya Marsha cemberut sambil melepaskan tangan Danish masih betah berada di pundaknya.
''Kau tidak tahu kalau kita sudah berada tempat yang kita inginkan,'' balas Danish serius.