Danis keluar baru ruang kerja dokter Kanaya dengan wajah yang terlihat lesu dan tidak bersemangat. Yang dikatakan dokter Kanaya jadi bumerang untuknya di masa depan. Dibalik jendela dia dapat melihat senyuman Marsha serta orang-orang yang dia cintai di sana bercanda gurau.
''Akan kupastikan tidak akan kalian tahu yang sebenarnya,'' ucap Danish pelan.
''Tuan saya sudah mendapat jadwal kepulangan Nona akan dilakukan beberapa jam lagi.'' Sekretaris Tevan selalu mengikuti Danish dimanapun dia berada.
''Urus dengan baik Tevan!" Hanya itu keluar dari mulut Danish lalu dia masuk ke dalam.
Berbeda ketika dia berada di luar di dalam Danish tersenyum sumringah sambil merangkul pinggang Marsha.
"Danish!" panggil Marsha.
"Kau harus istirahat sebelum kembali ke mansion,'' ucapnya.
''Tapi aku masih ingin bersama Ana,'' rengeknya.
"Nona kesehatan nomor satu, lain waktu kita bisa mengobrol,'' potong Ana halus.