" happy ending "
Plop!
Rukka menutup buku dongeng yang di pegangnya "sudah malam~ waktunya tidur renna" tangan kanannya membelai lembut rambut pirang renna yang sedang berbaring di tempat tidur
"kak rukka, bolehkah kakak menemaniku tidur malam ini?"
"kenapa? Kamu takut kegelapan?"
Renna tersenyum dan berkata "aku hanya merasa bahwa inilah momen terakhirku"
Wajah rukka langsung berubah dan dia marah "jangan berkata yang tidak tidak! Papa adalah dokter terbaik di cofftea! Papa akan menemukan obat yang mampu menyembuhkanmu! Aku percaya kamu akan sembuh, jadi jangan pesimis seperti itu!"
Renna adalah anak angkat keluarga tea, dia di temukan terluka parah di hutan dekat rumah keluarga tea, dia di rawat dan di angkat menjadi anak di keluarga itu. Dari dulu tubuh anak itu memang sangat lemah, sangkin lemahnya, dia tidak mampu berjalan tanpa bantuan tongkat jalan, penglihatannya kabur, setiap kali makan akan selalu muntah kemudian, terkena sedikit air hujan maka dia akan langsung demam tinggi malam itu juga. Satu-satunya karunia yang dia miliki di dunia ini hanya parasnya yang sangat cantik, warna mata pinknya menjadi daya tarik bagi semua penduduk yang melihatnya, rambut pirang bergelombang miliknya memancarkan aura emas kemanapun dia berada, tubuhnya yang kecil dan mungil membuat semua penduduk selalu ingin melindunginya.
"maafkan kata-kataku kak" renna tersenyum, dan menepuk area kosong dan lebar di tempat tidurnya "mari tidur bersama kak". Rukka berbaring di tempat tidur itu, dan memeluk erat tubuh mungil renna.
"maaf..."
"untuk apa?"
"karena setelah ini aku akan sangat menyusahkanmu kak"
"...tidak pernah sekalipun saat bersamamu adalah hal yang menyusahkan bagiku, kamu adik yang baik renna"
"terima kasih, sekali lagi maaf kak"
"tutup matamu, dan tidurlah adikku yang manis".
Rukka membuka kedua matanya dan duduk di tempat tidurnya ambil bergumam "Cuma mimpi...." ia berdiri dan berjalan menuju jendela kamarnya lalu membukanya.
Tampak pemandangan indah di pagi hari lembah cofftea, silau cahaya matahari menerangi lembah itu dengan indah, embun pagi masih terasa segar di pipi rukka, aroma tumbuhan yang asri menjadi aroma terapi yang bagus di pagi hari, bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan lembah itu menyambut siapapun yang melewatinya dengan suka cita, rumput-rumput bergoyang lembut kekanan dan kekiri terkena hembusan angin sepoi-sepoi.
Para kepala rumah tangga mulai keluar dari rumah mereka masing-masing bersiap menuju lahan yang akan di bajak mereka hari ini, ibu-ibu rumah tangga berkumpul dan bersama-sama berjalan menuju sungai sambil membawa tumpukan baju bersama mereka, suara tawa anak-anak yang berkumpul dan bermain layang-layang terdengar dan bergema di sekitar lembah, membuat pagi itu menjadi pagi yang menyenangkan, itulah keseharian lembah cofftea di pagi hari.
Tok tok!
"kak sarapan sudah siap~" suara anak laki-laki yang merdu terdengar di pintu kamar rukka "oke, aku akan segera ke sana~" sambut rukka
Ia mencuci wajahnya, membasuhnya dan mengeringkannya dengan handuk yang lembut, menyisir rambut hitam panjangnya, dan mengepangnya menjadi satu, lalu mengganti pakaian tidurnya ke pakaian sehari-hari, setelah itu ia berjalan menuju ruang makan keluarga dan melihat papanya dan adik laki-lakinya yukko sudah duduk menunggu di ruang makan.
"selamat pagi papa, yukko~"
"mn, selamat pagi rukka, ayo duduk"
"selamat pagi kakak"
Rukka ikut duduk bersama mereka, dan melirik pakaian rapi dan formal, lengkap dengan lencana dokter yang di kenakan papanya "hari ini papa ada dinas di luar kota ya?"
Meminum kopi yang telah di sediakan, sambil membaca koran yang ada di tangan kirinya, dia menjawab "penglihatanmu tajam, ya papa akan keluar kota selama seminggu, selama papa tidak ada, bantu pekerjaan mamamu ya"
"aku juga mau membantu mama, dan kakak!" sahut yukko semangat, "iya iya, bantu mama dan kakakmu ya nak" senyum papa mereka dengan bangga terhadap anak-anaknya.
Lalu datanglah mama dari arah dapur dengan barisan pelayan wanita di belakangnya yang membawa makanan ringan seperti roti selai blueberry, bubur gandum, susu, teh, roti panggang isi kacang, salad sayur dan cemilan-cemilan lainnya. Mata rukka dan yukko bersinar-sinar melihat makanan yang datang ke arah mereka.
Para pelayan meletakkan makanan mereka satu per satu, beraturan, dan rapi, sesuai selera mereka masing-masing, sebelum makan mereka berdoa dahulu, lalu sarapan bersama, sembari makan, papa membuka perbincangan kecil dengan berkata "bulan depan adalah ulang tahun ke-14 mu kan, rukka?"
"iya pa, kenapa pa?"
Mama dan papa tertawa kecil, dan saling melirik satu sama lain, membuat rukka tambah bingung, lalu rukka mulai berpikir, terjadi keheningan sejenak, mama masih terus menatap putrinya itu dengan wajah menggoda dan berkata "masa lupa?"
Rukka masih berusaha menemukan topik yang di maksud oleh kedua orang tuanya sambil memakan roti blueberry kesukaannya, dia berpikir dengan keras dalam waktu yang lama kemudian tampak bola lampu menyala di atas kepalanya, sekejab wajahnya langsung merah merona
Kedua orang tuanya menyadari bahwa dia sudah paham topik apa yang mereka maksud dan tersenyum gembira, mama mulai ikut membahas hal itu dan berkata "kamu akan segera bertunangan"
Lembah cofftea memiliki banyak tradisi dan budaya kuat yang di wariskan turun temurun salah satunya adalah tradisi pertunangan seorang gadis yang berumur 14 tahun, kepada laki-laki yang lebih tua darinya, umur sang laki-laki harus antara 15 sampai 20 tahun.
Hal ini memiliki arti bahwa kehidupan anak perempuan di lembah ini memiliki masa depan yang aman dan terjamin, dan sekaligus menunjukkan bahwa semua anak laki-laki di lembah ini sangat bertanggung jawab, dewasa, dan memiliki kehormatan dan martabat untuk melindungi wanitanya, membuat lembah ini terkenal sebagai lembah paling setia dan romantis terhadap pasangannya di kerajaan cofflette.
Tergagap gagap rukka merespon kata-kata ibunya ia berkata "a-a-a-aku a-akan b-bertunangan? Dengan s-siapa?"
"kamu akan menemuinya minggu depan" kata papa dengan tenang
"m-minggu depan? Cepat sekali? Bukankah seharusnya aku dan dia akan bertemu di ulang tahun ke 14 ku papa?"
Papa dan mama lagi-lagi saling bertatapan, namun kali ini wajah mereka tidak menunjukkan rasa bahagia, namun tetap berusaha menunjukkan senyuman, rukka menyadari hal itu dan bertanya "apa.... dia orang jahat?"
Mama menyangkal hal itu dengan tenang dan menjawabnya "bukan, dia anak yang baik. Hanya saja....."
Kata-kata mama membuat rukka tambah penasaran, dan ingin cepat-cepat mendengar jawabannya, namun rukka tidak mau memaksa mama untuk segera memberitahunya itu sangat tidak sopan, jadi dia menatap papanya terang terangan tanpa sepatah katapun, seolah-olah meminta jawaban tersebut dari papanya
Papanya mengerti maksudnya, dan menjawab "seharusnya anak itu akan di tunangkan ke sepupumu yerra, namun yerra menolaknya mentah mentah"
UHUK!!
Rukka kaget dan tersedak saat menelan seteguk teh favoritnya "uhuk! Uhuk! A-apa? Yerra menolaknya?"
Sigap yukko memberi kakaknya sapu tangan untuk membersihkan mulutnya dari sedakan
"a-anak yang sangat penurut dan lemah lembut seperti yerra saja menolaknya, bukankah berarti laki-laki itu sangat buruk? Kenapa di tunangkan kepadaku? Bahkan sebelum bertemu dengannya aku sudah takut duluan"
Yukka jadi merinding membayangkan seperti apa laki-laki yang di katakan akan bertunangan dengannya itu.