Chereads / Please Wake Up Dear / Chapter 2 - Dilema anak yang berusia 13 tahun

Chapter 2 - Dilema anak yang berusia 13 tahun

"mama, papa aku menolak pertunangan ini, kumohon pertimbangkan lagi keputusan ini" rukka memohon dengan sungguh-sungguh.

Sebenarnya mama dan papa juga merasa keberatan dengan pertunangan ini, namun "ini perintah resmi langsung dari Yang Mulia Ratu, sulit untuk menolaknya" kata mama sambil menghela nafas cemas.

"jika ini perintah langsung dari Ratu... apakah ini pertunangan politik?"

Papa dan mama terdiam, wajah mama sudah menunjukkan rasa cemas, dan papa hanya menatap makanannya saja tanpa menyentuhnya lagi.

".... Yerra bisa menolaknya, kenapa aku tidak boleh?"

Mama mencoba membujuk rukka, dengan berkata "mama tau..... di kerajaan kita ini terdapat peraturan yang mengatakan bahwa semua kepala pemimpin daerah wajib membuktikan kesetiannya salah satunya dengan menikahkan kuturunan mereka atas dasar politik, hal ini tidak hanya terjadi di cofftea, tapi di semua wilayah kerajaan cofflette nak".

"keluarga kita bukanlah keluarga inti pemimpin lembah cofftea, yerra yang merupakan keluarga inti lebih cocok untuk di tunangkan dari pada aku yang hanya sepupunya ini"

Papa langsung mengatakan "kamu tidak tau beritanya? Untuk menghindari pertunangan ini yerra diam-diam telah bertunangan dengan laki-laki lain"

Rukka hanya bisa membuka mulutnya dengan rasa tidak percaya, dengan mata yang meragukan kata-kata papanya [yerra? Anak alim itu bisa senekat itu?] pikirnya.

"tunanganmu adalah anak rekan kerja papa juga, jadi tenang saja" kata papa dengan santai

"..... karna ini pernikahan politik, dia anak dokter yang berasal dari kerajaan mana papa?"

"..."

Keheningan itu membuat Rukka menunjukkan wajah sangat curiga terhadap papanya "papa...?" tanyanya dengan suara yang menyeramkan.

"...."

"oke, aku akan segera mencari laki-laki lain seperti yerra"

"..... kenapa kamu sangat pintar di usiamu yang sangat muda itu" gumam papa, menghela nafas papa mengatakan "Wingcross"

Rukka spontan membenturkan kepalanya ke meja dengan kuat, spontan adiknya mengangkat piring bubur dan susunya, dan meja makan hancur menjadi 5 bagian yang berantakan dengan makanan papa dan mamanya yang berserakan di lantai

Rukka menangis dari dalam hatinya [pantas saja yerra menolak mentah mentah laki-laki itu..... dia dari kerajaan Wingcross]

Dari dulu... Wingcross dan cofflette terkenal sebagai musuh bebuyutan, jika cofflette adalah kerajaan manusia normal yang penuh kedamaian, maka wingcross adalah kerajaan monster yang penuh kekacauan, sudah musuh, wilayah kerajaannya dekat-dekatan pula, di dalam buku sejarah tertulis bahwa terjadi perang besar antara kedua kerajaan itu, hal itu terjadi selama berabad-abad, namun sekarang kedua kerajaan itu hanya saling perang dingin, namun sekarang tampaknya kedua kerajaan mencoba menjalin hubungan pertemanan dengan melakukan pernikahan politik.

Rukka membantin dalam hati [aku akan bertunangan dengan moster yang merupakan musuh bebuyutan kerajaan? apa jadinya aku nanti? Apakah masa depan dan kehidupan rumah tanggaku akan menjadi tragis? Apakah saat tinggal di Wingcross nanti aku akan di bully oleh penduduk di sana? Atau gadis yang selalu mengagumi tunanganku itu akan menyerangku di detik aku melangkahkan kakiku masuk ke kerajaan itu? Jika di sana tidak ada makanan normal untuk manusia... apakah aku kan makan batu disana?] rukka tenggelam di dalam pikirannya sendiri

"rukka! Ini bukanlah sikap yang layak untuk seorang anak perempuan!" tegur mamanya yang kaget melihat makanan terbuang sia-sia di lantai.

Menenangkan istrinya dengan menepuk bahunya dengan lembut, papa mengatakan "tenang sayang, ini adalah hal yang sulit bagi rukka, saat ini pikirannya pasti sedang kacau, jangan menegurnya lagi"

Mama berhenti marah dan meminta pelayan membersihkan kekacauan yang di buat rukka.

Papa menambahkan informasi pada rukka dengan mengatakan "alasan hari pertemuan di percepat karena anak laki-laki itu telah di tolak 7 kali oleh semua gadis di kerajaan cofflette, keluarga kerajaan cemas hal ini akan memicu awal perang lagi bagi kedua kerajaan yang selama ini melakukan perang dingin, jadi mereka memastikan kali ini anak itu akan mendapatkan tunangan, dan melihat tunangannya secara langsung"

Rukka diam sambil menundukkan kepalanya tidak memberi respon apapun pada papanya.

Papa berdiri dan bersiap-siap berangkat kerja, lalu papa berpelukan dengan mama dan yukko lalu membuka lengan tangannya seolah menunggu giliran berpelukan dengan rukka, namun rukka sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, dan tidak memberi respon apapun, jadi papa lah yang maju memeluk rukka duluan, sampai akhirnya rukka tersadar, dan memeluk papa juga.

Sambil memeluknya papa berkata "cobalah akrab dengan tunanganmu, jika setelah itu kamu tetap membencinya, papa akan berusaha berbicara kepada yang mulia ratu, bagaimanapun... dia tetaplah kakakku" lalu papa pergi menaiki kereta kuda, dan keluar dari lembah cofftea.

Setelah melihat kereta kuda papa semakin menjauh, dan tidak tampak lagi barulah rukka bersiap-siap ke sekolah, mandi, memakai seragam, mengepang rambutnya menjadi 2 bagian, dan merapikan diri.

mengambil tasnya menuju pintu keluar utama rumahnya dia melihat yukko sudah siap lebih awal, dan menunggunya "ayo kak! Nanti kita akan telat"

Rukka tersenyum melihat betapa imut adik laki-lakinya itu, dan mengusap rambut hitam lebatnya "iya iya~ ayo"

Mereka berpamitan dengan mama lalu bersama-sama berjalan kaki menuju sekolah yang letaknya di puncak lembah, bangunan sekolah itu sangat besar sehingga dari kejauhan pun kelihatan bahwa sekolah itu terbuat dari kayu kualitas terbaik, dan di buat dengan desain struktur bangunan yang bagus.

Jalan menuju sekolah harus melewati 3 air terjun, setelah itu menaiki tangga yang telah di ukir sebagai sarana para pejalan kaki menaiki lembah menuju sekolah, jika kita menaiki tangga maka sepanjang perjalanan akan terpapar pemandangan hutan yang indah, dan rapi. semakin tinggi menaiki tangga itu maka akan terlihat pemandangan indah seluruh wilayah cofftea dari atas lembah.

Di perjalanan menuju ke air terjun pertama, rukka bertemu 2 sahabatnya yang juga berjalan kaki menuju sekolah, Yang satu bernama gelo, 14 tahun, dia memiliki mata biru langit, dan rambut coklat pendek yang memberi kesan ceria, bertubuh ramping dan tinggi, warna kulitnya sawo matang, dia adalah seorang calon atlet lari, Yang satu lagi bernama looru 13 tahun seumuran dengan rukka, rambut dan mata hitamnya seimbang dengan kulitnya yang berwarna putih, setinggi rukka, dan memiliki setitik tahi lalat di telinga kanannya.

dan mereka saling menyapa.

"rukka! Selamat pagi! Kenapa wajahmu suram pagi-pagi?" tanya gelo sambil melanjutkan perjalanan mereka.

"? Apa kelihatan jelas sekali?"

Gelo dan looru saling lirik, kemudian menahan tawa "pfft-"

Looru menggeleng-gelengkan kepalanya, dan berkata "siapapun yag melihat wajahmu sekarang akan lari ketakutan"

Rukka mengerutkan dahinya sambil memberi senyuman terpaksa pada ke dua sahabatnya itu, menunjukkan rautan wajah seperti ibu-ibu yang siap memukul anaknya dengan rotan atau sandal "begitukah?"

"mampus! Rukka sudah ngamuk, hati-hati dengan kepalamu! Nanti di hantuknya dengan kepalanya!" panik gelo, dan langsung lari setelah memperingati looru.

Spontan looru pun ikut lari, rukka pun tidak tinggal diam, dan mengejar mereka untuk memberikan "sundulan kasih sayang" kepada kedua sahabatnya itu di pagi hari yang indah ini, yukko yang melihat hal itu menyenangkan pun ikut mengejar mereka dengan kakaknya.

Melihat hal itu dari kejauhan, para penduduk tersenyum bahagia.

"mereka bertiga sangat akrab, dan selalu bermain kejar-kejaran di pagi hari"

" iya, tapi kenapa rukka yang selalu mengejar gelo, dan looru?"

"namanya juga anak-anak, biarkan saja mereka, selama mereka bahagia hahahaha"

"iya benar hahaha"

Tanpa tau bahaya apa yang sedang mengejar Gelo, dan Looru, para penduduk hanya tertawa bahagia melihat mereka dari kejauhan.