Vesha berdiri di depan pintu, tangannya yang kuat benar-benar menahan pintu itu untuk terutup. Ia juga meletakkan kakinya ditengah-tengah antara pintu dan juga daun pintu hingga Rachel tidak memiliki kesempatan untuk menutup kembali.
Rachel hanya tersenyum kecil,senyuman yang ia paksakan dengan sangat terpaksa. Secara perlahan … ia kembali mencoba menutup pintu kamarnya, dengan sedikit mendorong, namun hal itu sia-sia.
Ia merasa jika dirinya selalu banyak melakukan hal yang sia-sia, bahkan pintu itu tidak bergerak sama sekali. Dan Rachel masih terus tersenyum … padahal dirinya ingin segera mengakhiri semua ini. ia benar-benar tidak ingin meladeni dirinya lagi.
"Aku tidak menghindarimu … aku hanya sangat mengantuk, kau tahukan … jika manusia memerlukan waktu untuk tidur," ucap Rachel.
Rachel juga berpura-pura menguap selebar mungkin sambil mengeluarkan suara yang sangat besar, ia menepuk-nepuk ringan bibirnya.