______________________________________Tahun 2001
Setelah mengajak Maura ke pantai,Ayub kemudian mengajak Maura untuk pulang ke rumah kakek.Laju motor tak sekencang pengemudi Go-jek yang sedang on the way menemukan penumpang yang sudah menunggunya.Langkah manusia biasa bisa dibilang lebih cepat dari laju motor ini.
"Bisa dipercepat sedikit."kata Maura."Aku harus lekas tiba di rumah untuk mengerjakan PR."
Barulah Ayub tancap gas.Untuk masa depan Maura,Ayub akan melakukan yang terbaik.Maura harus mengerjakan PR nya tepat waktu dan itu pentint untuk masa depannya.
Tiba di rumah kakek,Ayub tidak langsung pulang.Dia membantu Maura mengerjakan PR nya di teras rumah.Rumah sepi karena hanya ada kakek yang menjaga toko.Tirta sedang memberi les privat.Evy dan nenek sedang ada di kebun.Dan dr.Yusuf sepertinya ada di PUSKESMAS.
Bagi Ayub,Maura adalah gadis yang cerdas.PR yang dia kerjakan ini dikerjakannya dengan teliti dan sabar.Maura tabah melewati tahap demi tahap penyelesaian soal yang berliku.Jika ada hal-hal yang tak dimengerti Maura maka Maura akan menanyakan itu kepada Ayub.Ayub dengan senang hati mau membantu Maura.
Soal nomor 1 sampai 5 dikerjakan Maura dengan baik.Pada soal nomor 6 Maura sedikit menemui kesulitan dalam mengerjakannya dan Ayub juga tidak bisa membantu Maura.Dua insan yang sedang dimabuk cinta ini hanya bisa memandangi soal nan rumit itu dengan terus berpikir keras untuk mencari solusi.
Tak terduga,dr.Yusuf hadir dan langsung duduk di antara Ayub dan Maura.Dokter Yusuf langsung mengambil polpen yang dipegang Maura.Dokter Yusuf kemudian mengerjakan soal itu dengan begitu cepatnya.Maura memperhatikan dr.Yusuf yang begitu pandai menggunakan rumus sedangkan Ayub sudah terbakar api cemburu.
Rasa cemburu Ayub tidak dapat dijabarkan melalu rumus-rumus FISIKA yang ada.Rasa itu hadir tanpa diduga lantaran melihat betapa dr.Yusuf begitu dekat jaraknya dengan Maura.
Dokter Yusuf kini sudah selesai mengerjakan soal nomor 6 tersebut.Setelah itu dia mengajari Maura darimana dia mendapatkan jawaban tersebut.Maura mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dr.Yusuf dengan baik dan Ayub jadi merasa terabaikan.
Jika seperti ini kondisinya,Ayub semakin tidak sanggup menempuh LDR dengan Maura.Dia jadi ingin menikahi Maura dan mengajaknya ikut serta ke Korea Selatan.Lima hari lagi dia akan ke Korea Selatan.Jika bisa hari ini dia akan melamar Maura,besok hari pertunangan,lusa hari pernikahan.Tabungannya cukup untuk menggelar pesta besar jika itu menjadi permintaan keluarga pihak mempelai perempuan.
"Terima kasih,pak dokter."kata Maura kepada dr.Yusuf.Nyaris saja Maura memeluk dr.Yusuf lantaran senangnya.
Situasi ini semakin membuat Ayub cemburu.
"Ayra."kata Ayub.
"Siapa Ayra?"tanya dr.Yusuf."Disini hanya ada Maura."
"Itu adalah panggilan kesayanganku untuk Maura."kata Ayub."Maura juga memanggilku demikian."
Maura terlihat tersipu malu.Ayub kembali melanjutkan kata-katanya.
"Aku dan Maura sudah resmi menjadi sepasang kekasih."kata Ayub.
"Ayub."kata dr.Yusuf santai.
"Ya."kata Ayub.
"Ingat kasus Alvin dengan Arina?"tanya dr.Yusuf.
"Kami tidak sama dengan mereka."jawab Ayub.
"Jodoh di tangan Allah,sahabatku.Bukan di tangan manusia."kata dr.Yusuf.
Dokter Yusuf kemudian merangkul Ayub.Setelah itu dr.Yusuf memberikan ucapan selamat kepada Ayub dan Maura karena sudah resmi menjadi sepasang kekasih.Meski dr.Yusuf sangat mencintai Maura dia tidak mau merusak persahabatannya dengan Ayub dengan tidak memberikan ucapan selamat.
Setelah memberikan ucapan selamat,dr.Yusuf kembali membantu Maura mengerjakan PR nya,namun dr.Yusuf sudah merubah posisi duduknya.Dia kini sudah duduk di samping Ayub dan Ayub duduk di samping Maura.
"Aku juga hendak mengambil beasiswa untuk bisa kuliah spesialis di Jepang."kata dr.Yusuf di sela-sela kegiatan mereka saat ini.
Maura masih sibuk menulis dan Ayub sedang memperhatikan Maura.
"Spesialis apa?"tanya Ayub.
"Spesialis kandungan."jawab dr.Yusuf.
"Aku do'akan kau bisa mendapatkan beasiswa itu."kata Ayub.
"Terima kasih do'anya,sobat."kata Ayub."Insha Allah setelah selesai kuliah spesialis aku mau melamar Maura."
"Maura kan sudah jadi kekasihku."kata Ayub.
"Masih kekasih bukan isteri."kata dr.Yusuf.
Dokter Yusuf tersenyum.
"Aku tidak mau menjadi sahabat yang menikammu dari belakang.Aku mau jujur sekarang di hadapanmu.Aku sudah lama mencintai Maura bahkan sebelum kau dan dia resmi menjadi kekasih."kata dr.Yusuf.
"Pengakuan yang mengejutkan."kata Ayub.
"Tidak salah jika mencintai."kata dr.Yusuf."Aku tidak akan bertindak sebagai perusak hubungan orang ataupun sebagai perebut kekasih orang.Aku hanya akan bersikap selalu ada dan siap untuk membantu Maura kapan pun itu.Untuk urusan jodoh mari kita serahkan semuanya kepada Allah."
"Aku harap Allah menjodohkan aku dengan Maura."kata Ayub.
"Aku harap Allah menjodohkan aku dengan Maura."kata dr.Yusuf.
Adzan Ashar berkumandang.Ayub dan dr.Yusuf kemudian ke masjid bersama-sama.Tak ada raut saling membenci diantara keduanya.Satu orang yang menjaga Maura saja sudah baik,apalagi sudah dua orang.Dan jika urusan jodoh sudah diserahkan kepada Allah maka memang semua terserah kepada Allah.Ayub dan dr.Yusuf hanya bisa berusaha dengan baik dan Allah adalah penentu terbaik.
Maura sendiri melaksanakan shalat Ashar di mushala rumah.Setelah itu dia kembali mengerjakan PR nya.Tak lama setelah itu Ayub dan dr.Yusuf sudah pulang dari masjid.Dokter Yusuf kemudian masuk ke dalam rumah sedangkan Ayub kembali membantu Maura mengerjakan PR.Dokter Yusuf tak lama kemudian sudah keluar kembali dengan menggunakan jas putih seragam kebesarannya sebagai seorang dokter.
"Aku ke PUSKESMAS dulu.Hari ini aku ada jam kerja."kata dr.Yusuf.
Dokter Yusuf mengendarai mobilnya.Maura dan Ayub melepas kepergiannya dengan senyuman.Rupanya dr.Yusuf tidak ke PUSKESMAS, hari ini dia tidak punya jam kerja.Dia hanya beralasan saja.Dia tak tahu hendak kemana namun dia tetap mengemudikan mobilnya.Sesekali airmatanya menetes dan dia segera juga menghapusnya.Entah mengapa hatinya sedikit teriris saat mengetahui Maura mau menjadi kekasih Ayub.
Namun sebelum janur kuning melengkung dr.Yusuf masih bisa berharap.
Sementara itu keesokan harinya,pagi-pagi sekali sebelum Maura ke sekolah,seseorang datang membawa amplop surat dan sebuket bunga mawar merah yang wangi sekali.Pengirimnya sudah jelas,Ayub adalah pelakunya.
Maura membuka amplop surat tersebut.Sebuah kertas pink dengan dihiasi goresan tinta biru kini ada di tangan Maura.
Untuk Ayraku Maura
di rumah.
Selamat pagi,ayra.
Aku harap PR yang kita kerjakan kemarin mendapat nilai 100 hari ini.
Semalam wajahmu menghiasi mimpiku.Kerinduanku semakin dalam saja.Saat subuh telah tiba aku memanjatkan banyak harapan agar kelak kita berjodoh dan hidup bahagia.
Ayraku.
Engkau adalah penyemangatku.
Engkau adalah denyutan jantungku.
Engkau adalah kekasihku.
Hari ini semangatlah belajar,raih mimpi dan cita-citamu.Jadilah siswa terbaik.Do'aku selalu menyertaimu.
Aku akan menjemputmu di pintu gerbang seperti kemarin.Aku ingin menghabiskan sisa-sisa hariku di Sukajaya yang tinggal 4 hari lagi hanya dengan bersamamu.Karena setelah itu kita akan terpisah jarak dan aku ingin kenangan selama 7 hari bersamamu bisa menjadi penyemangatku kelak di negeri orang.
Salam sayang dari ayramu.
Ayub Khalid Rahman.
NB : ● Bunga mawar itu aku petik sendiri dan kurangkai sendiri spesial
untukmu.
● Balaslah suratku ini dan berikan kepada si pembawa surat
balasannya.
Maura tersenyum membacanya.Dia kemudian memberitahu si pembawa surat bahwa dia tidak akan membalas surat Ayub,si pembawa surat kemudian pulang tanpa membawa surat balasan dari Maura.
"Kenapa dia tidak mau membalas suratku?"tanya Ayub kepada si pembawa surat.
"Entahlah."jawab si pembawa surat.
"Saat kau membawa surat ini apa ada dr.Yusuf di sampingnya?"tanya Ayub.
"Entahlah.Saya lupa."kata si pembawa surat.
"Ya Allah.....cepat sekali kau lupa."kata Ayub.
Si pembawa surat adalah salah satu orang yang bekerja di rumah Ayub dan dia memang terkadang suka eror.
Ayub tidak tinggal diam,dia segera menuju ke rumah kakek dengan menggunakan sepeda motor.Valentino Rossi bisa kalah balapan dengan Ayub saat ini.
"Maura sudah ke sekolah,kek?"tanya Ayub kepada kakek yang sedang menjaga toko.
"Ya"jawab kakek.
"Jalan kaki atau ada yang antar?"tanya Ayub.
"Kakek tidak perhatikan tadi.Dia hanya mencium tangan saya dan saya segera ke toilet setelah itu."jawab kakek.
"Oh,begitu ya,kek."kata Ayub."Saya permisi dulu kalau begitu."
Ayub kemudian kembali tancap gas.Dia ke sekolah Maura sekarang.Pagi ini sebenarnya dia ada agenda pertemuan dengan para karyawannya,namun dia mengabaikan itu semua lantaran penasaran dengan siapa Maura ke sekolah.
Ayub sudah tiba di depan sekolah Maura.
Ayub kemudian melihat Maura keluar dari mobil dr.Yusuf.Dia ingin menghampiri Maura namun gadis pujaan hatinya itu sudah berlari melewati pintu gerbang.Dokter Yusuf kemudian mengemudikan mobil meninggalkan sekolah Maura.
Haruskah dia menyalahkan Maura untuk semua ini?.Tidak.Maura tidak salah,pikir Ayub.Maura bukan tipe peselingkuh,dia adalah gadis yang murni.Jika bersama dr.Yusuf juga tidak salah,bukan hak Ayub untuk membatasi pergaulan Maura.Maura bebas memilih dengan siapa saja dia berteman.
Dan dr.Yusuf juga tidak salah dalam hal ini.Dokter Yusuf adalah sahabat yang baik.Dia memang menyukai Maura namun untuk mendapatkan Maura dia tentu tidak mungkin menggunakan cara-cara yang bisa membuat Ayub merasa dicurangi,begitulah isi pikiran Ayub saat ini.
Ayub kemudian kembali di rumahnya.Setelah mandi dan berganti pakaian,dia menuju ke pasar.Dia meminta maaf kepada karyawan-karyawannya untuk pertemuan mereka yang sempat tertunda beberapa waktu.Setelah itu Ayub memimpin pertemuan singkat itu dengan begitu baik.
"Saya akan keluar negeri 4 hari lagi.Sebagai pengelola kepercayaan saya menunjuk Pak Handoko.Saya tetap memantau kalian dari jauh melalui beliau.Saya harap kalian bisa bekerja dengan jujur dan baik.Dan saya sampaikan juga untuk menambah gaji kalian mulai bulan ini sampai seterusnya."kata Ayub.
"Terima kasih,pak."kata para karyawan Ayub yang sudah berjumlah sepuluh orang.
Toko Ayub juga sudah semakin besar.Barang-barang yang disediakan dan dijual di toko itu juga semakin banyak.Ayub kemudian selesai memimpin rapat.Para karyawan segera membuka toko dan ke pos kerja mereka masing-masing.Ayub bersyukur kepada Allah telah diberikan sumber rezeki yang baik,halal,dan besar.
Setelah memantau suasana toko selama satu jam,Ayub kembali ke rumahnya.Dia kemudian menghias rumah itu dengan begitu banyak bunga dan balon-balon yang indah.Pekerjaan ini dibantu oleh dua orang yang bekerja di rumahnya.Dua orang inilah yang juga selalu menjaga dan membersihkan rumahnya selama dia sedang berada di Sekarjaya.
Rumah pribadi milik Ayub ini kini sudah tampak seperti istana bunga.Dia melakukan ini semua untuk menyambut kedatangan Maura hari ini.Ayub berencana mengajak Maura untuk bermain organ tunggal di rumahnya hari ini.Ayub sudah lama memiliki organ itu.Dia juga mahir memainkannya.Saat jam untuk menjemput Maura tiba,Ayub segera menuju ke sekolah Maura.Yang dijemput tersenyum saat melihat Ayub sudah siap di depan pintu gerbang.Bersama-sama mereka menuju ke rumah Ayub.
Maura takjub melihat dekorasi rumah Ayub yang sangat indah.Ayub terlebih dahulu mengajak Maura untuk makan siang bersama di ruang makan rumah.Ayub menghidangkan menu makanan yang dibuat sendiri untuk Maura.Mereka makan dengan lahapnya walau hanya dengan menggunakan satu piring,satu sendok,dan satu gelas.Maura menyuapi Ayub dan Ayub menyuapi Maura.
Setelah makan siang,Ayub mengajak Maura untuk bermain organ tunggal.Rupanya Maura juga pandai bermain organ.
"Belajar dimana?"tanya Ayub.
"Dokter Yusuf."jawab Maura."Dia belum lama membeli organ tunggal."
Ayub tersenyum.
Ayub kemudian memainkan organ tunggal itu,Maura yang ada di sampingnya terpukau dengan kepandaian Ayub.Setelah itu dengan menggunakan organ tunggal yang sama mereka berdua memainkan organ tunggal itu bersama-sama dan terciptalah irama musik yang begitu syahdu.
"I love you,ayra."kata Ayub.
"I love you too,ayra." kata Maura.
________________________________________Tahun 2020
"Idris kapan menikah?"tanya Tasnim kepada Idris.
VITAMIN saat ini sedang video call melalui zoom bersama dari rumah masing-masing.Suamiku yang non member ikut-ikutan bergabung.
"Iya,kak Idris sudah kelamaan menjomblo."kata Evy.
"Tahun ini kakak sudah 37 tahun,lho....Seharusnya di usia itu sudah punya lima anak."kataku.
Idris hanya tersenyum mendengar celotehan kami.
"Mau aku carikan jodoh?"tanya Ilyas.
"Suka dokter?"tanya suamiku."Banyak rekan-rekanku yang juga masih belum punya pasangan."
"Ada-ada saja kalian ini."kata Idris."Kalau Visya masih ada disini dia akan memukul kalian untukku."
Hm....Idris membahas Visya lagi.Kami jadi rindu Visya gara-gara itu.
"Jika ada gadis yang sama baiknya seperti Visya,aku mau menikahinya."kata Idris.
"Serius?"tanya Tasnim.
Idris mengangguk.
"Oke,akan aku carikan."kata Evy.
"Kalau dengan dokter Maya?"tanya suamiku.
"Dokter Maya yang membantu isteriku melahirkan?"tanya Ilyas.
Suamiku mengangguk.
"Dia belum menikah?"tanya Tasnim."Kulihat dia sepertinya sudah berusia 30 tahun ke atas."
"Dia pernah menikah.Tapi suaminya wafat.Dia sekarang membesarkan anaknya seorang diri."kata suamiku.
"Anaknya berapa?"tanya Ilyas.
"2 orang."jawab suamiku.
"Siap jadi ayah untuk dua orang anak,kak Idris?"tanya Evy.
Idris hanya tersenyum.
"Aku mau berkenalan dengannya kalau bisa."kata Idris.
"Alhamdulillah."kataku.
"Musim corona begini kencannya dimana?"tanya Tasnim.
"Video call an saja bisa kok."kata Ilyas.
"Ide bagus."kata Evy.
Suamiku kemudian menghubungi dokter Maya via telepon setelah sesi video call an kami berakhir.Suamiku menyampaikan keinginan Idris untuk kencan buta bersama dokter Maya.
Sayang seribu sayang,dokter Maya rupanya sudah punya calon suami.Dokter Maya mengenal calon suaminya itu setelah 7 tahun menjanda.
Hm...jika situasinya begini sebenarnya kapan dan dengan siapa Idris akan menikah?
..................