"Ini untuk juragan Benny dan ini untuk teman juragan, ini akan membuat hantu Darsimah tidak bisa mendekati juragan, jadi dia tidak bisa membunuh anda juragan." Dukun memberikan jimat sakti kepada Juragan Benny.
Benny yang mendengar banyak omongan dari warga tentang Darsimah kekasihnya yang membunuh warga yang tidak bersalah membuat dia sedikit takut, dia tahu Darsimah akan membunuh pria manapun untuk mencari pelaku pembunuh dirinya dan kusirnya itu.
"Ben, kita tidak mungkin terus menerus menghindar suatu saat dia akan tahu kita dan aku yakin dia akan mengetahui kita yang membunuhnya, jadi menurutku, kita harus ada sesuatu agar tidak jadi sasaran dia, kamu lihat saja anak buah kamu iti, dia jadi sasaran mereka Benny, lebih baik kita cari dukun saja karena paling tidak kita dilindungi oleh jimat, dan kalau bisa minta dukun itu musnahkan hantu sialan itu, bagaimana kalian setuju?" tanya Lukman kepada sahabatnya.
"Lukman benar Ben, kita tidak mungkin melawan dia pakai golok atau senjata api, karena yang ada kita yang akan mati, kamu tahu sendiri kan bagaimana kejamnya dia, berapa banyak pria yang dia bunuh, aku tidak mau nanti kita yang kena bunuh dan aku tidak mau dibunuh oleh dia, dia mencari kita Ben, dia dendam dengan kita Ben, aku tidak mau dibunuh oleh dia, aku takut Ben," ucap Budi kepada sahabatnya itu Benny.
"Aku, hanya mau kita selamat saja Ben, jangan kita andalkan senjata itu tidak akan bisa membuat dia mundur, mungkin tanpa kamu sadari dia datang ke rumahmu, bukan untuk membunuhmu, tapi untuk melihat kekasih yang dia cintai. Jika dia tahu, mungkin dia akan membunuhmu juga, siapa tahu saja kan." Bagus menimpali apa yang menurutnya benar.
Benny terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya. Dia melihat Ariel dan Herry yang mengangkat bahunya. Benny akhinya menyetujui apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya, untuk mencari dukun. Dan di sini lah dia berada saat ini.
"Aku akan kasih tahu kalian, pantangan dari jimat ini, jangan kalian bercinta dengan wanita dengan memakai jimat ini, jika kalian bercinta memakai jimat ini, maka khasiatnya akan luntur dan kalian tidak aman dari hantu yang saat ini sedang meneror kalian, jadi salah satunya itu dan kalian harus juga tidak boleh bawa ke kamar mandi, kalian jangan takut, aku akan bekali kalian ilmu dari dalam, jadi tanpa jimat itu pun kalian bisa terhindar dari hantu itu," ucap dukun itu kepada Benny.
Lukman yang mencari dukun itu menganggukkan kepala, semua yang ikut bersama Lukman juga ikut menganggukkan kepala, Benny hanya memandang ke arah dukun itu, dia tidak mau ikut karena dia sudah ada jimatnya sendiri, yang dia dapat dari seorang dukun buta yang itu hanya dia yang tahu, dia harus membayar mahal untuk itu dan dukun mana pun tidak akan tahu jika dia menggunakan ilmu itu.
"Omelahonazo makudu wajonako sukasinabe," ucapan mantra dari dukun itu ke arah Benny dan sahabatnya.
Aroma dupa, menyan dan juga kembang tujuh rupa terlihat jelas di mata Benny, dia memandang bagaimana dukun itu membaca mantra tadi berulang-ulang dan tentu membuat dia mulai bosan sampai akhirnya jimat itu di pakai olehnya dan ada air untuk dia mandi.
"Bawa ini, kalian mandikan ini besok, besok hari jumat kliwon dan ini harus kalian mandi pas jam dua belas, jangan lewat jam dua belas nanti ilmu yang saya berikan tidak akan masuk ke jiwa kalian, ini bukan tumbal tapi ini ilmu, siapa tahu kalian lupa bawa jimat itu, kalian bisa terlindungi oleh ilmu yang saya berikan, ingat jangan kalian remehkan ini," ucap dukun itu kepada semuanya sambil melihat ke arah Benny.
Benny yang di pandang hanya diam saja dan dia menatap balik dukun itu dengan tatapan tajam. Lukman yang menerima kendi dari dukun itu menganggukkan kepala, masing-masing mendapatkan kendi berisi air untuk mereka mandi.
"Kalau begitu kami pergi dulu, terima kasih banyak saya akan ke sini lagi jika ada masalah yang tidak bisa kami hadapi, dan ini ada sedikit untuk mbah, mohon di terima ya mbah," ucap Lukman yang bersalaman dan memberikan sedikit uang yang dia masukkan dalam amplop dan itu uang dari Benny bukan dari dia.
"Terima kasih, datang saja ke sini kapanpun kalian butuh kan pintu rumah ini terbuka lebar untuk kalian semua," ucap dukun itu kepada Lukman dan yang lainnya sambil melihat ke arah Benny.
Lukman menganggukkan kepala ke arah dukun dan segera meninggalkan rumah dukun itu bersama dengan para sahabatnya. Benny yang sampai di depan rumah dukun itu melihat sekeliling rumah dukun yang sepi, malam-malam ke rumah dukun benar-benar sudah gila pikirnya.
"Besok malam jumat, kita harus mandi ini kalian jangan lupakan itu, jika ingin mati lebih dulu jangan lakukan tapi kalau masih sayang dengan nyawa kalian, kalian mandi kan saja, paham kalian?" tanya Lukman kepada sahabatnya.
"Man, kamu yakin kita bisa bebas dari hantu itu? Jika tidak bagaimana?" tanya Bagus kepada Lukman.
"Kalau tidak ya kamu mati lah, pilihannya kan cuma itu, mana ada lagi," ucap Ariel kepada Bagus.
"Bagus, pertanyaan kamu benar-benar tidak masuk akal, jelas-jelas kalau jawabanya apa masih saja kamu tanyakan, kamu percaya saja, ingat jangan langgar pantangan kamu, karena yang gila akan hal berbau ranjang itu kamu," ucap Lukman kepada Bagus.
Bagus yang mendengar apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya hanya mendengus kesal. Benny sudah masuk ke dalam mobil dan meninggalkan sahabatnya, dia terlalu malas untuk berlama di rumah dukun itu.
"Apa setiap malam dia sering melihatku, apa benar kata dukun itu kalau aku sering dia datangi. Hanya sekedar ingin melepas rindu? Wanita jalang itu tidak mungkin rindu padaku, dia hanya mau uang saja, dia sudah bermain api dengan pria lain, dia tidak mau sedikitpun menjaga perasaan aku, dia pantas mati, wanita jalang tidak pantas hidup di dunia ini," gumam Benny dengan wajah penuh amarah.
Benny masih mengingat bagaimana senyum Darsimah yang manis melayani pria itu, pria tua itu juga ikut serta tersenyum dan menari bersama dengan Darsimah. Benny hanya bisa mengepalkan tangannya dengan keras karena dia tidak mungkin melarang Darsimah, percuma melarangnya, ujung-ujungnya dia juga yang kalah dan tidak merelakan tubuh Darsimah di pegang-pegang.
"Sekarang, kamu sudah mati Darsimah, aku tidak perlu melihat kamu menari dengan pria manapun dan tidak perlu takut kehilangan kamu, walaupun aku kehilangan kamu selamanya, tapi itu tidak masalah, dari pada aku kehilangan kamu ke pelukkan orang lain, itu lebih menyakitkan Darsimah." Benny sedikit mengingat bagaimana dia begitu mencintai Darsimah tapi karena cemburu buta dia harus menghabisi dia.