Fahri dan Zoya keluar dari dalam perusahaan besar mereka dan segera masuk ke dalam mobil dengan tujuan yaitu hotel Angkasa. Disanalah klien mereka berada. Keduanya akan berjuang untuk membujuk klien tersebut.
Zoya tak bisa melepaskan pikirannya dari semua kata-kata yang disampaikan oleh Fahri ketika mereka berada di dalam lift beberapa saat yang lalu. Dalam sikap Fahri yang humoris ternyata tersimpan sikap tegas.
Meski wanita itu terus mencoba memperhatikan wajah suaminya, tetapi pria tersebut tetap fokus pada sesuatu yang ada di hadapannya. Dia tidak peduli dengan tatapan yang ditunjukkan oleh istrinya. Yang ingin dilakukan adalah segera tiba di hotel angkasa dan bertemu dengan klien yang sangat penting bagi perusahaan mereka.
"Zoya, tolong periksa semua data yang dikirimkan oleh Alex ke dalam emailmu. Kita harus mengenal mangsa agar kita bisa menangkapnya," ucap Fahri.
Zoya segera memeriksa laptop yang ada di tangannya. Untuk menemukan email yang terkirim ke sana. Di sana juga terdapat foto yang merupakan klien mereka. Zoya mengerutkan kening saat melihat foto tersebut. Hanya seorang wanita tua yang sedang menikmati makanannya. Hatinya bertanya-tanya apakah klien yang menjadi sasaran mereka hari ini adalah seorang wanita tua.
Zoya menunjukkan foto tersebut kepada Fahri. Fahri juga merasa heran melihat foto yang baru saja ditunjukkan oleh istrinya. Hanya foto seorang wanita tua tetapi bisa membuat perusahaan besar seperti perusahaannya terguncang. Siapakah sebenarnya wanita tua itu. Bagaimana dia begitu berpengaruh bagi kehidupan mereka. Bagaimana dia begitu berpengaruh bahkan bagi perusahaan raksasa seperti perusahaan mereka.
Pikiran mereka dipenuhi oleh berbagai pertanyaan tetapi perjalanan harus tetap dilanjutkan. Mereka tidak memiliki banyak waktu untuk bisa menyelesaikan semua masalah itu. Tetapi ketika mereka sedang berada di dalam perjalanan tiba-tiba ponsel zoya berdering. Wanita itu menerima panggilan dari Florida.
"Ada apa?" tanya Zoya.
"Nona, klien ternyata baru saja meninggalkan hotel."
"Apa? Bagaimana bisa?" wanita itu tidak percaya bukankah mereka baru saja mendapatkan kabar bahwa wanita tua yang merupakan sasaran mereka sedang berada di hotel angkasa tetapi mengapa tiba-tiba mereka mendapatkan kabar yang berbeda.
"Ya, kami juga tidak tahu tetapi ada pemajuan jadwal. Beliau sedang menggunakan sebuah kendaraan menuju bandara."
Zoya segera memberi tahu Fahri tentang masalah yang mereka hadapi. Mereka tak bisa angkat tangan begitu saja membiarkan semuanya berlalu. Fahri menghentikan mobil secara tiba-tiba saya mendapatkan kabar dari istrinya. Dia meminta agar Alex mengirimkan lokasi dari klien yang sedang mereka hadapi. Setelah mendapatkan lokasi Fahri kembali menjalankan mobilnya. Mobil itu bergerak dengan kecepatan tinggi untuk mengejar klien mereka.
Fahri cukup lihai dalam mengendalikan mobil. Dia menerobos jalanan hingga mampu melewati beberapa mobil yang kebetulan berada di jalanan tersebut. Setelah melintasi jalanan yang begitu sempit, setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka pun tiba di jalanan yang sepi jalanan menuju bandara. Dari kejauhan terlihat jelas sebuah mobil putih sedang berpacu dengan kecepatan tinggi. Itu adalah sasaran dan target mereka. Fahri mencoba mencari cara untuk bisa menghentikan mobil itu. Setidaknya dia membutuhkan waktu 5 menit untuk berbicara dengan wanita tua tersebut agar bisa membujuk nya untuk tetap melanjutkan proyek kerjasama mereka. Tetapi setelah berulang kali mencoba menghentikan laju mobil putih yang sedang berjalan dengan kencang mereka tetap gagal. Mobil itu tetap tak mau berhenti.
Akhirnya perjalanan pun tiba di depan bandara yang cukup besar dan luas. Terlihat dari kejauhan seorang wanita tua sedang turun dari dalam mobil. Wanita itu ternyata cukup tangguh apalagi dengan para pengawal yang ada di sekitarnya. Fahri dan istrinya yakin tak akan mudah menghadapi semua itu. Tak akan mudah melewati parah pengawal yang senantiasa menemani wanita tua tersebut.
Fahri dan istrinya turun dari dalam mobil. Mereka harus bisa menemukan kesempatan untuk berbicara dengan wanita tua itu apapun yang terjadi. Perlahan-lahan mereka mengikuti wanita tua tersebut masuk ke dalam bandara. Wanita tua itu terlihat duduk di sebuah kursi sementara Fahri segera mendekat. Dia berpura-pura sebagai penumpang pesawat lainnya. Dia mencoba mencari celah agar bisa melakukan sesuatu untuk wanita tua tersebut dan dia bisa mendapatkanmu kesempatan untuk berbicara.
Tetapi para pengawal menghentikan gerakan Fahri sehingga pria itu hanya bisa duduk berjarak dengan nenek tua tersebut. Begitu juga dengan Zoya. Keduanya terus berusaha untuk mengamati wanita tua yang merupakan klien mereka.
Semakin dicari kesempatan seakan-akan mereka semakin tidak memiliki kesempatan untuk bisa mendekati wanita tua itu. Fahri bahkan hampir kehabisan akal dalam menghadapi segalanya. Dia pun tak mampu berkata apa-apa.
Namun tiba-tiba wanita tua itu bangkit sepertinya dia ingin pergi ke satu tempat. Para pengawal mengikutinya sementara Zoya dan Fahri juga ikut dari belakang. Tetapi keadaan memang tidak begitu mendukung. Pengawal yang banyak membuat mereka kesulitan untuk mengamati wanita tua itu.
Ternyata mereka menuju toilet. Semua pengawal berjenis kelamin laki-laki sementara nenek tua tersebut harus masuk ke dalam toilet perempuan. Ini adalah kesempatan baik bagi mereka karena hanya Zoya yang bisa masuk ke dalam toilet itu.
Pada awalnya para pengawal tidak mengijinkan Zoya masuk ke dalam toilet karena mereka tidak mau jika atasan mereka terganggu saat berada di dalam sana. Tetapi akhirnya setelah Zoya berakting bahwa dia benar-benar sudah tidak tahan lagi ingin menuju toilet mereka pun mengijinkan nya.
"Tolonglah pak. Apakah anda mau bertanggung jawab jika saya melakukannya di sini? Saya sudah tidak tahan pak. Ijinkan saya masuk ke dalam sana," ucap Zoya berakting di hadapan mereka. Para pengawal itu menjadi serba salah. Akhirnya mereka pun mengijinkan Zoya masuk ke dalam toilet sementara mereka tetap berada di luar.
Fahri juga hanya menunggu di luar. Pria itu merasa heran bukankah data yang sampai ke tangannya seorang klien itu bernama Santoso, bukankah santoso adalah sosok pria tetapi kenapa tiba-tiba mereka mengirimkan foto seorang wanita tua. Mungkinkah mereka salah orang.
Karena rasa ragu pemuda tampan itu kembali menghubungi Alex. Dia harus benar-benar mengetahui apa yang dia lakukan jangan sampai mereka justru salah sasaran.
"Apakah klien kita adalah seorang wanita tua?" tanya Fahri.
"Tidak tuan muda, dia adalah seorang pria," jawab Alex.
"Pria?"
Fahri tidak mengerti tetapi bukankah foto yang baru saja dia terima adalah foto seorang wanita tua.
"Apakah kamu masih waras? Coba perhatikan foto yang kamu kirim? Bukankah itu adalah foto wanita tua?" Fahri kembali bertanya kepada Alex. Pria yang merupakan asisten pribadinya itu segera melakukan pekerjaan memeriksa photo yang sudah dikirimkan ya kepada imel Zoya. Dan ternyata foto yang terkirim adalah foto yang salah. Ternyata mereka telah mengikuti wanita yang salah.