Chereads / Pernikahan Itu Indah / Chapter 27 - Sandiwara Bernard

Chapter 27 - Sandiwara Bernard

"Tidak!" ucap Jessica. Pelan namun penuh dengan emosi, tanpa berpikir panjang dia meninggalkan meja kerjanya kemudian pergi meninggalkan kantor tersebut. Dia tidak akan mampu menghadapi semua masalah pekerjaan yang begitu menyulitkan dirinya.

Dia berjalan meninggalkan ruangan itu membuat semua mata yang sedang sibuk bekerja menjadi teralihkan menatap dirinya. Mereka semua mengerutkan kening tak percaya jika karyawan baru seperti wanita itu sudah mulai bertingkah. Wanita bertubuh gemuk menghadang jalan Jessica.

"Kamu mau ke mana?" tanyanya dengan wajah sangar. Jessica melotot ke arah wanita tersebut. Pandangan mereka bersatu beberapa saat. Kekesalan Jessica sudah mencapai puncaknya. Kedua tangannya mengepal. Dia mengangkat sebelah tangannya ingin memberikan pukulan kepada wanita bertubuh besar yang ada di hadapannya saat ini.

"Jessica?" suara Zoya menghentikan gerakan wanita itu. Mengingat semua motivasi yang ada di dalam dirinya untuk menguasai seluruh harta kekayaan milik wanita tersebut membuat dirinya kembali mampu menguasai diri sendiri yang sudah dikuasai emosi sebelumnya.

"Zoya?" ucap Jessica. Zoya merasa heran dengan ketegangan yang terjadi di ruangan itu. Dia sengaja menghampiri Jessica, sebagai teman dia ingin mengetahui keadaan temannya. Zoya ingin tahu apakah temannya merasa nyaman bekerja di sana. Namun ketika dia datang pemandangan tak biasa terbentang di hadapannya. Semua orang sedang panik dan menatap kearah yang sama yaitu ke arah Jessica.

Para karyawan yang melihat kehadiran Zoya mulai menunjukkan kepala dan membungkuk memberi hormat kepada wanita yang merupakan pimpinan mereka itu. Semua karyawan mengenal Zoya. Di adalah wanita tercantik dan terkaya yang pernah mereka kenal dan mereka juga tahu bahwa Zoya adalah seorang wanita yang merupakan pimpinan di mana mereka bekerja.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Zoya. Wanita itu bertanya karena melihat pemandangan tak biasa yang ada di hadapannya.

"Bu, maaf karena kami tak melihat kehadiran ibu." wanita bertubuh gemuk itu mendekati Zoya. Dia mencoba melaporkan apa yang terjadi di sana.

"Bukan apa-apa Zoya, aku hanya ingin ke toilet." namun ketika wanita itu ingin menjelaskan tiba-tiba Jessica yang menjelaskannya sendiri kepada Zoya. Tetapi wanita itu tidak berkata jujur. Para karyawan justru lebih merasa heran dengan cara bicara Jessica yang bahkan memanggil pimpinan mereka dengan nama saja. Semua itu menjelaskan bahwa hubungan keduanya sangat dekat. Meski mereka bertanya tanya di dalam hati tetapi mereka tidak memiliki keberanian untuk menanyakan yang secara langsung.

"O, baiklah Jessica. Jika ada masalah, kamu boleh datang ke kantorku," sambut Zoya. Wanita itu meninggalkan tempat tersebut begitu juga dengan Jessica yang berjalan menuju toilet. Yang tinggal hanyalah para karyawan yang sedang berasa bingung dengan kejadian yang ada di hadapan mereka. Mereka juga tak tahu hubungan apa yang terjadi antara Jessica dan juga pimpinan mereka.

***

Ketika Zoya tiba di dalam ruangan nya tiba-tiba ponselnya berdering. Wajahnya berbinar saat melihat sebuah nama yang terpampang di sana. Dengan senyuman dia menerima panggilan yang masuk ke ponsel nya.

"Sayang, kamu dari mana saja?" tanya Zoya. Sudah beberapa hari ini dia mencoba menghubungi Bernard. Tetapi ponsel itu tidak aktif sama sekali. Karena itulah Zoya merasa kehilangan.

"Sayang, maafkan aku. Aku sedang dalam masalah besar," jawab Bernard. Wajah Zoya berubah menjadi serius ketika mendengar suara kekasihnya yang gemetar seakan menunjukkan bahwa suara itu menyampaikan rasa khawatir yang ada di dalam dirinya.

"Ada apa sayang?" tanya Zoya. Wanita itu juga sangat khawatir dengan keadaan pacarnya. Mereka berdua pun berjanji untuk bertemu. Zoya segera meninggalkan kantor, mengambil tasnya yang terletak di atas meja dan mulai melangkahkan kaki. Tetapi saat dia ingin keluar dari dalam ruangannya seorang pemuda tampan tiba-tiba masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Zoya, kamu dari mana saja?" tanya Fahri. Zoya mengerutkan kening tanda tidak suka.

"Ada apa?" tanya Zoya.

"Ada apa? Aku ingin mengajakmu pulang? Sejak tadi aku sudah mencarimu tetapi kamu tidak ada di ruangan," jawab Fahri. Sejak kasus nenek Andini dan pak Santoso yang mereka hadapi, keduanya mulai menjadi semakin dekat. Mereka melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan dan mereka juga berangkat serta pulang kerja bersama. Seperti hari ini, Fahri hendak mengajak istrinya pulang ke rumah namun sepertinya wanita itu memiliki rencana lain.

"Dari mana saja kamu?" lanjutnya.

"Apa urusannya denganmu. Apa yang aku lakukan dan apa yang ingin aku lakukan adalah urusanku. Urus saja pekerjaanmu. Aku akan pergi, dan ingat jangan tunggu aku." ucapan Zoya membuat Fahri merasa heran. Sejak kemarin wanita itu bersikap sangat baik dan lembut. Fahri seakan-akan menemukan karakteristik yang berbeda dari wanita itu. Tetapi kini wanita itu kembali ke sifat aslinya.

Zoya berlalu melewati Fahri yang masih berdiri di depan pintu. Dia tak peduli dengan perasaan pria itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah pertemuan nya dengan Bernard. Hatinya masih cemas dan khawatir apalagi saat dia mengingat suara sang pacar yang terdengar gemetar.

Fahri hanya bengong berdiri di depan pintu. Tak tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dikatakannya kepada sang istri. Dia hanya berdiri mematung di sana.

"Sepertinya pacarnya kembali menghubunginya," ucapan itu mengagetkan Fahri. Ternyata Alex sudah berada di belakangnya.

"Pacar?" tanya Fahri. Dua hari terakhir di mana dia dan istrinya menjadi sangat dekat membuat pemuda tampan itu bahkan lupa jika istrinya memiliki seorang pacar di luar sana. Mendengar kata-kata Alex membuat Fahri menjadi cemburu. Dia tak bisa terima jika istrinya justru jalan dengan orang lain jika istrinya justru lebih memperdulikan orang lain dibandingkan dengan dirinya. Fahri sangat marah saat dia meninggalkan kantor dan kembali pulang ke rumahnya. Tadi jadi ya ingin menyusul istrinya tetapi rasa marah dan benci yang ada di dalam hatinya membuat dirinya mengurungkan niat yang ada di dalam hati pemuda tampan itu.

Zoya naik ke dalam mobil. Dia menyalakan mesin mobil kemudian melaju dengan kecepatan lumayan tinggi. Zoya adalah seorang wanita yang sangat ahli dalam mengemudi. Semua orang mengenal keahliannya tersebut. Seperti saat ini, karena rasa rindu yang ada di dalam hatinya, karena rasa ingin segera bertemu dengan kekasihnya, wanita cantik itu melaju dengan kecepatan luar biasa. Wanita cantik itu melaju dengan kecepatan tinggi menembus jalanan agar segera tiba di tujuannya.

Di sebuah hotel bintang lima seorang pria sedang menunggu kehadiran Zoya. Dia duduk sambil menundukkan kepala. Zoya segera masuk ke dalam kamarnya dan dia melihat kekasihnya sedang menyendiri di sana. Wanita itu mendekat lalu memberikan pelukan kepada pacar yang selama ini sangat dirindukannya.