"Selamat ulang tahun, Tuan Adelard. Semoga Anda panjang umur dan gagah selalu sama seperti nama Anda."
"Tuan Adelard, selamat ulang tahun, ya. Anda sepertinya tidak bertambah tua, malah bertambah bijaksana."
Adelard Pratama, laki-laki matang menyadang status sebagai tuan muda pewaris utama dari Pratama Raja Grup, yang menguasai bisnis Global dengan total aset sekitar 2 triliun.
Hari ini dia berulang tahun. Ucapan selamat tidak putus diberikan untuknya. Juga berbagai macam hadiah yang bernilai fantastis terus diberikan untuknya.
Adelard merasa bosan dengan hadiah-hadiah ini. Sudah puluhan tahun sejak pertama kali lahir ke dunia--mungkin-- dia selalu diberikan hadiah super mewah. Bahkan, hari ini ketika diberitahukan bahwa nilai saham senilai 80% kemungkinan besar akan jadi miliknya, sikapnya pun biasa saja. Seakan-akan telah memprediksi itu sebelumnya.
"Al, ayo makan kuenya." Seorang wanita berumur sekitar 50-an dengan penampilan glamor gandengan laki-laki tersebut Kemudian menuntunnya untuk menikmati kue super mahal yang ditaburi kristal. Dia adalah Paramita, ibu kandung Adelard. seseorang dengan kepribadian yang ramah dan juga ceria.
Adelard mengikutinya saja. Walaupun dalam hati sebenarnya tidak suka. Dia bukan lagi anak kecil yang perlu melakukan pemotongan kue di hari ulang tahun. Tapi, apalah daya. Sebagai anak yang baik harus memenuhi kata-kata ibunya atau nanti Paramita bisa saja mulai ber-Drama Queen.
Lukman membicarakan soal Clain Magazine yang akan menampilkan profile Adelard.
"Kamu kelihatannya akan semakin terkenal saja setelah ini."
"Semua berkatmu, Ayah, yang telah mewariskan harta cukup banyak untukku sehingga aku tidak perlu kerja keras, tahu-tahu sudah dianugerah hidup yang begitu indah."
Jawabannya bagus. Sepertinya Lukman harus bangga pada putranya itu karena dia selalu percaya diri dalam kondisi apa pun.
"Krim-nya, Sayang" Paramita membersihkan noda krim yang ada di bibir Adelard dengan ujung jarinya.
"Bu, tolong jangan menyentuh wajahku sembarangan."
"Apa ini?" Paramita mendelik. "Kamu bahkan tidak mau dipegang dengan ibumu. Apalagi dengan perempuan lain? Kalau begini ceritanya semakin tipis harapan kami untuk bisa segera memiliki menantu."
Lukman tertawa lepas. Dia merangkul pundak istrinya untuk segera mengalihkan pembicaraan yang lain. Mereka berada di pesta ulang tahun Adelard. Putranya termasuk yang tidak suka jika mereka membahas masalah wanita dalam kehidupannya. Jangan sampai pesta yang meriah dan dihadiri orang-orang penting saat ini berubah jadi kacau.
Sekretaris umum dari perusahaan X datang. Setelah hadiah spesial dari perusahaannya tadi sudah dikirimkan, sekarang dia memberikan buah tangan pribadi kesukaan pria tersebut yaitu jamur matsutake yang dikenal langka.
Adelard meneriman pemberian itu. Setelahnya berkata, "Thanks."
Miranda--orang yang baru saja memberikan jamur tersebut--tersenyum pada Adelard.
"Terdengar menyenangkan saat tahu kamu menyukainya."
Adelard pindah dari tempatnya yang sekarang untuk mencari tempat duduk yang lain tanpa memadukan Miranda yang masih ingin berbicara lebih lama dengannya. Dia rasa perkumpulan di sini mulai membosankan ketika wanita- wanita itu datang padanya.
Miranda tersenyum pahit, dia tahu kalau sedang diabaikan. Bagaimana sih caranya supaya bisa menaklukan laki-laki itu? Kenapa dia begitu susah untuk didapatkan?
Adelard duduk di sofa kulit. Orang-orang penting bagi perusahaannya sudah berkumpul. musik klasik dari pemain orkes menggema di ruangan. Sejenak dia ingin menikmatinya.
Usianya menginjak tiga puluh tahun sekarang dan belum ada wanita yang dekat dengannya. Al, begitu dia biasa dipanggil, sempat membuat orang-orang terdekatnya khawatir--terutama para wanita yang memujanya--dengan beredar kabar kalau dia adalah penyuka sesama jenis.
Itu tidak benar. Al, tentu menyukai wanita. Dia lebih tertarik pada mereka yang memang diciptakan begitu indah. Hanya saja sejauh ini belum menemukan yang cocok.
Gadis-gadis di dekatnya memang cantik. Dia tidak menyangkal sama sekali. Namun, beberapa di antara mereka sudah bukan gadis polos yang masih suci. Kehidupannya juga begitu glamour. Al tidak tertarik pada mereka.
Pernah juga jatuh cinta pada seorang pengacara wanita terkenal yang sangat cantik bak model, hubungan mereka tidak berjalan baik lantaran wanita yang dekat dengannya itu hanya fokus pada pekerjaan.
Jika dalam satu hari dalam satu hari ada 24 jam, maka mantannya dulu membutuhkan 30 jam dalam sehari untuk bekerja. Itu membuat kualitas hubungan mereka, hingga akhirnya berdebat.
Al menyukai wanita itu. Dia menjanjikan akan membahagiakannya dengan segala macam fasilitas yang dimiliki. Namun, mantannya menolak karena baginya karir jauh lebih penting.
Dia mau gadis cantik, berkelas, pintar, keibuan, mau mendediia eluruh hidupnya untuk Al. Tidak memikirkan karir atau eala macamya. Dia hanya fokus untuk emnajdi ibu rumah tangga yang baik.
"Tuan, Anda melamun terus." Abi, asistennya menyapa. Dia akan memberikan hadiah spesial tadinya, tetapi ditolak Al. Untuk orang yang sudah menghabiskan waktu cukup banyak mengbadi padanya, dia tidak membutuhkan hadiah apa pun.
"Bosan, aku butuh suasana lain dalam acara ulang tahunku yang nyaris sama setiap tahun."
"Coba lihat." Al menunjuk pada beberapa orang yang sedang berdansa di lantai dansa seirama dengan musik. Orang-orang penting yang laing bercengkerama, tertawa membicarakan bisnis. Ibunya yang tertbahak-bahak dengan rekan sosialitanya. "Apa setiap tahun sampai aku tua akan terus menyaksikan ini?"
Abi menunduk. "Anda mau wanita untuk menemani malam ini?"
Al mencebik. Dia tinggal di Negara yang menjunjung tinggi adab dan budaya. Lagi pula, dia manusia beragama yang tahu bagaimana aturan itu. Belum lagi, jika wanita-wanita tidak jelas yang ditidurinya sembarangan memanfaatkan spermanya untuk mengandung bayi.
Al akan kerepotan jika tiba-tiba datang wanita hamil menuntut pertangungjawabannya.
Tidak. Dia tidak menginginkan wanita dengan cara seperti itu.
"Aku tidak ingin apa-apa. Hanya ingin ada kejutan di spektakuler di acara ini."
Abi menunduk takzim. "Semoga harapan Anda terkabul."
Seperti buah doa yang langsung tembus ke langit, pecahan gelas terdenger ketika ada gadis menerobos masuk. Dia berpenampilan kumuh dengan wajah yang tampak kusut.
Al kaget. Bagaimana mungkin penjaga keamanan lalai hingga membiarkan ada orang seperti itu mauk ke sini.
Al akan mengusirnya, tetapi lidah lelaki itu kelu ketika gadis yang datang itu menunjuk-nunjuknya.
"Al, kamu harus tanggung jawab."
Al terkejut. Dia tidak kenal gadis itu. Bagaimana mungkin, tiba-tiba dituntut.
Abi menjadi tameng. "Bawa perempuan itu keluar dari ruangan ini."
"Heh, jangan mengusirku dengan menggunakan asistenmu, Al!" Lantang suara perempuan itu menunjuk-nunjuk Adelard.
Ini menajkubkan hingga Al maupun yang lain sampai terkesima melihat aksi gadis itu.
"Aku menuntutmu untuk tanggung jawab. Aku hamil anakmu!"
"Apa?" Al terkejut.
Paramita ibunya jadi limbung. Barusan dia berharap agar di ulang tahun putranya ini akan segera diberi menantu. Namun, kalau harus datang dengan cara seperti ini ....