Kamu pasti punya bukunya, kan?" tanya Gendrolfin itu sembari menaikkan salah satu alisnya. Ia penasaran dengan apa yang dimiliki oleh gadis itu.
"Maksudmu buku milik Ayahku" tanya Freislor dengan suara lirih. Sang Grendolfin yang berada di depannya seketika menganggukkan kepalanya. "Hah, bukannya buku itu hanya bisa dibaca olehku?" Freislor menaikkan salah satu alisnya.
"Kamu saja yang tidak sadar, Freis. Sebenarnya, buku itu bisa dijadikan satu dengan beberapa orang yang bersangkutan. Mungkin, ada bagian yang harus temanmu mengerti tentang ini." Seorang Grendolfin yang ada di sana seketika mengatakannya dengan suara lirih.
"Aku benar-benar tidak mengerti. Tunggu sebentar, bisakah aku tahu bagaimana aku bisa memanggilmu?" tanya Freislor dengan suara lirih.
"Oh, kau bisa memanggilku dengan sebutan Putri. Itu lebih baik daripada kau memanggilku dengan sebutan Grendolfin." Sosok Grendolfin yang berada di sampingnya tersenyum.