Ia menghampiri Kreysa dan bertanya dengan nada ketakutan, "Apa?"
"Kak, apa kau yakin buku itu mengeluarkan darah?" tanya Kreysa dengan suara lirih. Ia mengedarkan pandangan, memastikan agar tidak ada satu pun orang yang ada di sekitar mereka. Freislor mengangguk pelan.
"Kreysa, sebaiknya kita tidak membicarakannya di sini. Ayo masuk ke dalam kamar. Mulai hari ini, kamu tidur sama Kakak, ya." Freislor berkata dengan tegas. Di satu sisi, Kreysa mengangguk setuju. Mereka berdua langsung bergegas ke kamar. Tak lupa, Kreysa mengunci kamar itu. Memastikan bahwa semuanya aman terkendali. Mereka berdua berbaring di kasur dan saling berhadapan.
"Jadi, apa yang tadi kau lihat, Kak? Apa semua itu nampak nyata sampai kau ketakutan seperti itu?" tanya Kreysa dengan wajah cemas. Freislor mengangguk pelan, "Aku tidak berbohong soal itu, Kreysa. Tapi, sepertinya kamu menganggap Kakakmu ini bohong. Benar, kan?"
Kreysa menggelengkan kepalanya pelan.