"Ah, baiklah jika itu memang maumu, Breckson. Aku tidak akan memaksanya," ucap Freislor sembari tersenyum. Gadis itu mencoba untuk tetap tenang meski hatinya merasakan sesak. Pada akhirnya, mereka semua ke rumah Freislor kecuali Mikhael. Poresa sesekali melirik ke arah Breckson dengan tatapan sinis. Ia masih kesal karena kejadian kemarin.
"Poresa, kapan kamu kembali ke sini? Aku tidak tahu kamu sudah kembali ke sini." Freislor menoleh ke arahnya. Poresa yang berada di sampingnya menggarukkan kepala sembari tertawa.
"Aku sudah di sini sejak kemarin, Freis. Mungkin, kamu saja yang tidak menyadarinya. Hahaha," ucapnya dengan suara lirih. Poresa tersenyum lebar karenanya. Beberapa orang nampak memperhatikan mereka dengan tatapan sinis. Sedangkan yang lainnya hanya sebagai selingan.
"Oh, jadi begitu. Bagaimana pertemuanmu dengan Ibumu, Poresa? Apa kau sempat membahasnya kemarin setelah pulang?" tanya Freislor, ia merasa cemas dengan keadaan temannya.