Poresa dan Freislor saling bertukar pandangan. Mereka berdua tersenyum tanpa adanya penyesalan.
"Freis, apa kau ingin melihat foto Ayahku dengan sahabatnya? Kau bisa memastikan itu Ayahmu atau bukan. Tapi, sebelum itu. Kamu sudah pernah melihat foto Ayahmu waktu masih muda, kan?" tanya Poresa, ia menaikkan salah satu alisnya. Remaja itu memilih untuk menyandarkan kepalanya di sofa. Ia ingin membuat tubuhnya rileks. Freislor mengangguk dengan antusias.
"Tentu saja aku pernah melihat fotonya ketika muda, Poresa. Mana, tunjukkan padaku," pinta Freislor sembari tersenyum lebar. Gadis itu melirik ke arah Poresa yang memejamkan kedua matanya. Poresa tersenyum dan memberikan foto album itu ke tangan Freislor. Gadis itu sejenak melihat sampul foto dengan tulisan "The Memories."
"Wow, sampulnya masih bagus. Kau merawat album ini dengan baik, Poresa," puji Freislor. Dalam beberapa waktu, gadis itu melihat beberapa foto monokrom yang menggambarkan sosok ayah Poresa dan ayahnya.