Kenric, menatap lekat Shone yang berada dihadapannya.
"Maria menyukai ketenangan. Dia sering menghabiskan waktunya berada ditepi danau sambil membaca buku-buku pelajaran. Sementara, Marien, tak bisa jika tak berkawan. Dia gadis yang menyukai musik. Jika dilihat secara visik mereka sangat mirip. Aku saja, sering hampir tertukar nama jika tak melihat sorotan mata," ucap Shone tersenyum tipis sambil membendung butiran kaca dibalik binaran matanya.
"Namun, karakter mereka sangat berbeda. Maria dingin, sementara, Marien ceria. Tapi, dinginnya Maria bukan berarti tak perduli. Dia, bahkan, orang yang sangat khawatir saat penyakit Marien kambuh."
Kenric mengerutkan kening, dan memicingkan matanya. "Penyakit?" Tanya Kenric.
Shone mengangguk, "Radang pernapasan."
Sesaat Shone terdiam menahan ketir yang dirasa. Bagaimanapun, sakitnya luka yang mereka derita tak akan pernah mengering.
Kenric, semakin seksama mendengar cerita Shone. Seperti, hampir tak berkedip.
