"Duduklah. Sisakan energi mu untuk perjalanan pulang besok."
Maria, kembali berjalan menuju sofa.
Suasana lenggang dan hening. Hanya terdengar sayup suara bisingnya angin dari dalam gubuk kayu ini. Meski, kecil gubuk ini terlihat kokoh untuk melawan sepuluh kali lipat badai salju seperti ini.
Maria dan Kenric tak bersuara, mereka hanya tenggelam pada pikirannya masing-masing. Maria, sesekali melirik Kenric yang tampak berdiam didepan perapian. Dia melihat panci berisi kain kompres diatas meja. Dan meliirik ketelapak ketelapak tangan. Melihat, memarnya yang terlihat bersih dari darah-darah yang mengering. Dia juga baru menyadari, kakinya tak lagi mengenakan sepatu.
Maria, melangkah kedapur dan melewati Kenric dari belakang. Tak lama, setelah itu. Dia kembali membawa segelas air hangat.
"Minumlah," ucapnya pada Kenric.
Kenric membuka mata yang sejenak baru dipejamkan olehnya. Dia menoleh. Melihat Maria sedang menyodorkan gelas padanya.