Mereka sudah menempuh lima jam perjalanan dan memasuki jalan dengan pemandangan safari tandus. Sejauh mata memandang rasanya tak mungkin ada tempat lain selain tanah retak berongga. Untung saja udara sudah mulai sejuk, kalau tidak pasti akan terasa sangat panas. Tanah retak berongga menandakan tak adanya kehidupan.
"Kemana kita akan pergi?"
"Hm, entahlah."
"Hei. Neon. Kau tahu kemana tujuan kita?
"Bagaiamana mungkin aku tahu. Sementara kepala pelayan sendiri juga tidak tahu."
Dua pelayan yang duduk dibelakang supir melirik kepala pelayan. Kepala pelayan dengan tenang dan focus memeperhatikan laju jalan. Tak menggubris pembicaraan meski dia mendengarnya. Membuat pelayan itu enggan bertanya.
"Chalondra, kau juga tak tahu keman kita akan pergi?" Bisik pelayan itu melirik Chalondra yang duduk diselah kursi mereka.
Chalondra menaikka bahu dan menggeleng. Sipelayan menarik napas merasa tak puas karena tidak menemukan jawaban.
"Dream House," jawab Kepala pelayan.