Suara hentakkan sepatu mengintimidasi mengedarkan pendengaran ruangan bergema tak terawat ini.
Maria menatap tajam pada pria paruh baya yang tampak menyeringai takut tidak berani menatapnya.
"Melihat keadaan ini tidakkah kau mengingat sesuatu?" Tekan Maria sambil melirik keliling keadaan sekitar tanpa meluputkan pandangan ke pria paruh baya.
"Aku tidak bertanya dua kali, jadi, dengarkan baik-baik."
"Siapa orang dibelakang mu?!"
Pria paruh baya melirik menatap Maria, "Aku hanya bekerja sendiri." Ucapnya getar.
Maria, membuang pandangan sembari menarik tubuhnya untuk beridiri tegak.
"Hancurkan dia bersama gedung ini." Tegas Maria.
Para ajudan membungkuk langsung saling lirik memberi kode.
"A…ampun nona. Hmm. Mmmaksudku Nyonya."
Maria, memerintahkan untuk berhenti pada para ajudan dengan menaikkan tangannya.
"Aku mohon maafkanlah aku." Ucap pria paruh baya.