Sorenda mendongak dan melihat pohon ketiga. Ada beberapa buah yang tampak bewarna putih.
"Ya, itu buah yang belum bisa dipetik."
Shone pun mendongak keatas dan kemudian melirik ibunya.
"Indah bukan," ucap Sorenda.
"Iya nonya. Jadinya seperti bulan purnama dibalik bukit salju," celetuk Chalondra.
"Itu kenapa aku lebih senang kekebun ini malam hari," ujar Sorenda.
"Tapi, tuan besar mu tidak pengertian." Timpal Sorenda.
"Tidak seperti itu Nyonya. Tuan, hanya mengkhawatirkan nyonya. Takut, kalau ada yang membahayakan."
"Mana mungkin ada bahaya dirumah ku sendiri." Jawab Sorenda.
"Nyonya ingat, waktu malam pertama kita melihat pohon ini. Bukankah, kita sama-sama seperti melihat orang."
Sorenda mengingat kejadian malam itu, saat perjalanan menuju kebun, bahwa, mereka berdua melihat seperti sosok orang. Kemudian dia menggelengkan kepalanya, "hah. Saat itu kita hanya terlalu waspada jadi, berhalusinasi." Jelas Sorenda.