"Tapi Genta enggak mau sama Om Genta, Pa!" erang perempuan itu.
"Tidak apa-apa. Genta tidak masalah dia direpotkan. Dia memang pendiam tapi Om Genta akan menjaga kamu. kamu tahu itukan?" Tara mematikan ponselnya sebelum Kania bisa berkata banyak seberapa banyak dia menghindari pria yang selama ini bertindak seperti Omnya itu.
"Saya tidak akan membahas itu lagi kalau kamu tidak ingin."
Deg! Kania merasakan de javu. Genta pernah bertingkah seperti itu juga padanya di masa depan. Ketika Kania tidak menerima kehadiran Genta sebagai pasangan pria itu dengan senang hati merelakan Kania memandangnya sebagai paman. Setiap kali Kania melakukan hal itu, dia terenyuh.
Kania menggigit bibirnya. "Baiklah! Kita pergi sekarang," ujarnya yang mati-matian menahan diri agar tidak menghambur memeluk Genta.
Genta menganggukkan kepalanya. menyuruh Kania berjalan lebih dulu ke dalam mobil. Kemudian Genta mengikutinya. "Toko bukukan?" tanya Genta sekali lagi yang diangguki oleh Kania.