"Jangan cemen, Ta! Kita udah pernah melewati banyak hal sulit. Entah itu pendidikan dan karir. Masa sih masalah cinta lo mudah nyerah!" Tara kembali memberikan kata motivasinya untuk temannya.
Kedua kalinya dalam waktu yang berdekatan, Genta menarik nafasnya.
Dia melihat kamar Kania dan tersenyum kecut melihat tangga yang ada disana. jarak Kania dan Genta sangat dekat. Hanya beberapa langkah pria itu bisa mendobrak kamar puteri tunggal Tara itu.
Tapi ada tembok besar yang tidak kasar mata yang menghalanginya. Entah itu perbedaan usia, atau perasaan cinta Genta yang sepihak itu. semuanya tidak semudah yang dibayangkan.
***