Genta memberanikan dirinya. Kania terkejut. Sampai saat ini tubuh wanita itu berubah menjadi tegang. Melihat hal itu, Genta perlahan mulai memainkannya mengajak Kania berperang sampai mereka sama-sama nyaris kehabisan pasokan oksigen di paru-paru.
"I love you, Ka'. Kalau kamu tanya saya maka jawaban saya adalah kamu. maaf saya menyembunyikan semua ini dari kamu. saya tahu ini gila, saya tahu kamu terkejut tapi perasaan saya sama kamu …"
Plak! Sebuah tamparan keras mendarat sempurna pada pipi Genta. Kania tidak mengatakan apapun. Dia segera pergi berjalan dari Genta. Hal ini membuat Genta mengejar perempuan itu. Genta mencoba meraih tangan Kania tapi ia hempaskan.
"Jangan gila Om, aku keponakan Om!" geram Kania.
"Kamu bukan. Kamu hanya puteri temanku Kania. Saya bukan Om kamu secara sungguhan Kania."