Kania tersenyum penuh makna. "Belum. Om takut ya kalau aku udah punya. Jangan gitu Om. Kan udah bilang jangan kebiasaan banget genit," dengus Kania. "Aku cuma bikin Om ribet aja kok. Sumpah!" ujar Kania berkaca-kaca menyusup air matanya. Merasa bersalah dia sempat menyusahkan Genta berbulan-bulan.
Genta mengerutkan keningnya. Kania benar-benar aneh menurutnya. Mereka kemarin masih berhubungan seperti Om dan keponakan yang jarang terlibat pembicaraan. Tidak terlalu asing namun tidak terlalu dekat. Namun sekarang hal itu berbeda. Kania tiba-tiba membalas perasaannya dan bertingkah aneh. Seolah Kania tahu sesuatu.
"Ka?" ulang Genta sekali lagi bertanya memastikan kepada perempuan yang baru mengusap air matanya itu.
"Enggak apa-apa. aku senang aja. aku terharu kita memiliki waktu yang seperti ini," ujar Kania.