"Ayolah Rosa, jangan berhitung sati kali satu terus, kita sama-sama tahu kalau kamu punya perasaan sama aku. aku juga punya perasaan sama kamu. kita punya Pra juga. Apalagi yang kamu tunggu? Kalau kamu bicara kesiapan, karena itu aku ajak kamu pacaran dulu, bukannya nikah!" Ezra sudah mengeluarkan kata-kata lamarannya lagi pagi ini.
"Tidak tertarik!" tapi Rosa lebih teguh hatinya.
"setelah ini tolong pergi segera, Pak Ezra!"
***
Dita mondar mandir di ruang tamu menunggu kepulangan suaminya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi Tara belum juga menunjukkan batang hidungnya. Pria itu tidak mengangkat teleponnya membuat Dita berfikiran buruk tentang suaminya. Itu merasa bahwa tuduhan Sheina bisa saja benar.
"Aku pulang!" suara Tara yang memasuki rumah membuat Dita buru-buru menghampiri suaminya itu.