"Kamu memutuskan untuk pulang pada akhirnya?" tebak Madam Delinanya yang seratus persen tepat.
"Bagaimana Madam Delina bisa mengetahuinya padahal aku belum sempat mengatakan apapun?" Rosa berdecak tidak percaya.
Madam Delina tersenyum kecil, menyentil hidung puterinya tersebut dengan pelan. "Karena aku seorang ibu. Aku tidak perlu mendengar penjelasan lebih dari puteriku karena aku bisa membaca pikirannya. Rosa, kau hanya berbahagia seperti ini saat kau bersama laki-laki itu. puteramu juga menunggu kau disana. Aku tahu sekali bagaimana wajah murung kau setelah kalian berpisah. Kau tidak pernah tersenyum selebar ini. Jemputlah puteramu disana, dia sudah terlalu lama menunggu."
Rosa menatap Madam Delinanya selama beberapa saat. "Apa kau mengijinkanku? Aku pikir kau akan melarang atau memakiku."